POHUWATO, GOPOS.ID – Tidak ada pilihan lain. Seperti itu yang dirasakan oleh sebagian mereka yang berprofesi sebagai pendulang emas, di wilayah tambang Kabupaten Pohuwato.
Meski terbilang rumit, namun profesi tradisional tersebut sudah menjadi pilihan untuk bisa menghidupi keluarga. Terlebih dalam menyekolahkan Anak-anak mereka.
Susatyo, salah satu dari mereka yang sudah menekuni profesi itu mengaku bahwa tidak ada larangan bagi warga yang ingin mendulang. Hanya saja yang dilarang itu, berlaku di lokasi berbahaya.
Pria asal Desa Taluduyunu, Kecamatan Buntulia, Kabupaten Pohuwato mengatakan kegiatan seperti itu (mendulang), sudah ditekuninya sejak tahun 70-an. Dari hasil mendulang dia bisa menghidupi keluarga dan menyekolahkan anak.
“Alhamdulillah profesi ini saya bisa sekelohkan anak saya dan memenuhi kebutuhan sehari-hari,” kata susatyo
Menurut dia, usaha pertambangan di sisi lain, sangat membantu bagi para pendulang dalam mendapatkan material yang mengandung emas.
“Jadi kehadiran pelaku usaha ini sangat memberi dampak positif bagi kelangsungan hidup warga sekitar,” tuturnya.
Apalagi, kata Susatyo, sebagai warga lokal yang tidak memiliki keahlian hanya mengandalkan perlengkapan seadanya untuk mendapatkan puing-puing emas dengan cara mendulang.
“Di lokasi tempat kita mendulang, ketika tidak bertuan (pemilik), kita pekerja disuruh kembali. Dan tidak ada kalimat seperti pemilik marah dalam melakukan aktifitas mendulang,” imbuhnya. (Yusuf/gopos)