GOPOS.ID, GORONTALO – Kendati belum memasukkan berkas dukungan masyarakat ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Gorontalo. Mantan Bupati Pohuwato, Syarif Mbuinga, memastikan akan tampil sebagai salah satu kandidat anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) daerah pemilihan Provinsi.
Kepastian itu ditunjukkan Syarif Mbuinga yang datang ke Kantor KPU Provinsi Gorontalo, Ahad (25/12/202). Pantauan gopos.id, Syarif tiba di Kantor KPU Provinsi Gorontalo pukul 15.00 Wita. Bupati Pohuwato dua periode (2010-2015, 2016-2021) itu datang bersama beberapa tim pemenangan. Hadir pula mendampingi sejumlah tokoh Partai Golkar. Di antaranya ada Ketua DPD II Partai Golkar Gorontalo Utara, Hamzah Sidik Djibran, dan Ketua Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG), Ghalib Lahidjun.
Tersiar kabar bila kedatangan Syarif Mbuinga untuk menyerahkan berkas dukungan masyarakat dalam rangka pencalonan anggota DPD. Namun setibanya di Kantor KPU Provinsi Gorontalo, politisi kelahiran 16 Juni 1973 ini hanya berkonsultasi ke KPU Provinsi Gorontalo.
“Pada dasarnya dukungan kita sudah siapkan, tetapi finaly (pada akhirnya, red) kita memutuskan untuk berkonsultasi lebih dulu, utamanya berkaitan dengan regulasi mengenai pencalonan DPD,” ungkap Syarif Mbuinga yang didampingi putranya saat dijumpai wartawan.
Syarif memastikan langkah untuk mencalonkan diri sebagai anggota DPD daerah pemilihan Gorontao sudah bulat. Langkahnya melakukan konsultasi ke KPU merupakan salah satu bukti keseriusannya dalam perebutan tiket menuju kursi senator. Termasuk optimisme mendulang suara mayoritas di tengah persaingan yang sangat ketat.
“Overconfidence itu juga tidak baik. Insya Allah tetap optimistis,” tegas Syarif Mbuinga.
Sementara itu keputusan Syarif Mbuinga melangkah ke DPD cukup mengejutkan di sebagian kalangan masyarakat. Sebab politisi yang akrab disapa “Pa Sisa” (Panggilan untuk anak bungsu di kalangan masyarakat Gorontalo, red) ini merupakan tokoh yang sangat potensial dalam kontestasi politik. Utamanya persaingan merebut kursi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) maupun suksesi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gubernur Gorontalo.
Penilaian itu tak lepas dari kompetensi serta pengalaman yang dimiliki. Dalam karir legislatif, suami Jeannete Puspa D. Kilapong, ini sangat bersinar. Dimulai dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Gorontalo pada tahun 2000 dan kemudian menjabat sebagai Ketua DPRD Pohuwato selama dua periode (2004-2009, 2009-2014). Begitu pula jejak karir di dunia birokrasi. Selama 10 tahun menahkodai Kabupaten Pohuwato tentu sebuah pengalaman yang hanya dimiliki sebagian kecil dari kebanyakan orang. Apalagi Syarif Mbuinga pernah mencatatkan diri sebagai salah satu bupati termuda di Indonesia di kala itu.
Dengan potensi besar yang dimiliki tersebut, sikap Syarif Mbuinga yang memutuskan melangkah ke DPD disinyalir ada sebuah intervensi politik. Bahkan ada kekhawatiran keputusan itu tak lepas adanya indikasi intimidasi politik. Terkait hal itu, Syarif Mbuinga menegaskan bila langkah dan keputusannya mencalonkan diri sebagai anggota DPD adalah sebuah keputusan mandiri. Tidak ada intervensi apalagi intimidasi.
“Bisa gawat perpoltikan di Gorontalo bila ada intimidasi seperti itu,” ujar Syarif dengan senyum khasnya.
Syarif mengatakan, dirinya menghormati wacana maupun pemaknaan terhadap keputusannya melangkah ke DPD. Akan tetapi pemaknaan tersebut (adanya intervensi/intimidasi) tidak berkesesuaian dengan hal yang mendasar.
“Saya sudah melakukan proses yang sangat panjang, baik secara personality dan saya diskusi menerima pendapat, saran, dan masukan berbagai pihak. Akhirnya saya harus menarik keputusan,” tegas pria yang hobi menyelam ini.
“Saya memutuskan untuk mencalonkan DPD. Apa yang salah dengan dengan DPD. Di sana adalah lembaga yang bisa kita eksplore untuk memperjuangkan daerah kita,” imbuh Syarif Mbuinga menegaskan.
Di akhir penyampaiannya, Syarif menekankan, langkah politiknya untuk mencalonkan diri sebagai anggota DPD hendaknya dipandang dan dihargai sebagai sebuah perbedaan untuk kepentingan Gorontalo.
“Waktunya untuk Gorontalo menghargai perbedaan, bahwa perbedaan memastikan Gorontalo lebih baik ke depan,” kata Syarif Mbuinga.(hasan/gopos)