GOPOS.ID, BONE BOLANGO – Pogram Studi Diploma III Farmasi Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Gorontalo menggelar Pemberdayaan Masyarakat dalam Menangani Penyakit Tidak Menular melalui Swamedikasi dan Pemanfaatan TOGA di Desa Alale Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango. Tim Pengabmas ini di ketuai oleh Hartati beserta anggota Vyani Kamba, Insyira Fadliana Basri, Siti Nurain Mobi, Nur’ainun Panigoro, Fadli R. Hida
Upaya masyarakat untuk mengobati dirinya sendiri dikenal dengan istilah self medication atau swamedikasi merupakan pemilihan dan penggunaan obat oleh individu atau anggota keluarga tanpa instruksi dokter, untuk mengatasi penyakit ringan yang diderita dan dilakukan berdasarkan penggunaan obat yang rasional.
Swamedikasi dimaksudkan agar masyarakat dapat mengatasi penyakit ringan yang diderita secara cepat, murah, dan nyaman. Akan tetapi, swamedikasi tanpa pengetahuan yang cukup dapat menyebabkan masalah terkait obat (drug related problem).
Oleh karena itu, masyarakat perlu mengetahui bagaimana cara swamedikasi yang tepat. Desa Alale, Kecamatan Suwawa Tengah, Kabupaten Bone Bolango merupakan salah satu desa di Provinsi Gorontalo yang memiliki bahan alam berlimpah yang potensional untuk dimanfaatkan sebagai obat tradisional, yang dapat menjadi salah satu alternatif dalam swamedikasi.
Selain itu, penggunaan tanaman obat tradisional juga sangat bermanfaat dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat sebagai upaya penanganan terhadap penyakit tidak menular.
Peningkatan pengetahuan masyarakat Desa Alale terhadap swamedikasi dan pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) dilakukan melalui penyuluhan secara aktif menggunakan metode Cara Belajar Insan Aktif (CBIA) dan games edukatif oleh tim pengabdian kepada masyarakat program kemitraan masyarakat yang terdiri atas unsur dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa Program Studi Diploma III Farmasi Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Gorontalo.
Kegiatan yang dilakukan pada Kamis (1/9/2022) ini memperoleh respon positif dari pemerintah desa dan kader kesehatan Desa Alale.
Kepala Desa Alale, Bapak Noldin Biga, S.IP dalam sambutannya mengatakan pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan oleh tim dosen pengabmas ini disambut dengan baik.
Pada kegiatan penyuluhan secara CBIA yang melibatkan 20 orang peserta yang terdiri dari unsur perangkat desa dan kader ini, peserta dibekali tentang dimana tempat mendapatkan obat yang benar, bagaimana cara menggunakan, menyimpan dan membuang obat yang sudah tidak dapat digunakan dengan cara yang tepat.
“Selain itu, peserta ditunjukkan peraga obat yang boleh dan tidak boleh dibeli tanpa resep dokter, juga contoh-contoh tanaman yang dapat dibuat ramuan untuk memelihara kesehatan,” ungkapnya.
Beberapa tanaman yang dibawa oleh tim dosen sebagai peraga, di antaranya bunga Rosella, Daun Salam, Jahe, Sereh, Kunyit, dan sebagainya.
Agus Rifanto Mahmud sebagai perwakilan peserta dalam menyampaikan kesannya para peserta sangat antusias mengikuti kegiatan ini.
“Tim pengabmas berharap kader dan perangkat desa dapat menjadi pintu awal penyebaran pengetahuan terkait swamedikasi yang tepat dan pencegahan penggunaan obat yang tidak rasional,” ujar dia.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilanjutkan pada Senin (19/9/2022) dengan penyerahan tanaman TOGA oleh tim pengabmas kepada pihak desa yang berlokasi di samping kantor Desa Alale.
Tim pengabmas berharap bahwa tanaman yang diberikan sebagai TOGA percontohan dapat memberikan kebermanfaatan yang berkelanjutan terhadap upaya penanganan penyakit tidak menular dan pemeliharaan kesehatan masyarakat desa. (rls/Putra/Gopos)