GOPOS.ID – Pasangan suami istri yang merupakan suporter Arema FC meninggal dunia dalam tragedi Kanjuruhan usai laga melawan Persebaya Surabaya pada Sabtu (1/10).
Pasangan suami istri ini menjadi bagian dari 130 orang korban jiwa yang meninggal dalam kejadian tersebut.
Pasangan ini saat ke stadion membawa anaknya yang berusia kelas lima sekolad dasar (SD).
Beruntung bagi si anak masih selamat dalam tragedi pilu sepakbola nasional ini.
Kabar mengenai adanya pasangan suami istri yang meninggal dalam tragedi ini disampaikan oleh Wali Kota Malang Sutiaji.
“Ada suami istri meninggal dunia, anaknya masih kelas 5 SD,” kata Wali Kota Malang Sutiaji saat wawancara langsung dengan Metro TV, Minggu (2/10) pagi mengutip dari laman SuaraDenpasar.
Menurut dia sebagai bentuk empati, Pemkot Malang langsung menyerahkan santunan kepada para korban dalam tragedi ini.
Pihaknya juga sudah mendirikan posko yang terkait dengan tragedi Kanjuruhan tersbebut, terkait segala informasi yang dibutuhkan.
“Kita juga ada trauma healing, kami berikan kepada saudara-saudara kita yang kena musibah, jadi ada pendampingan, sehingga harapannya tidak trauma pada keluarga dan anak-anak yang ditinggalkan bisa ditangani,” jelasnya.
Sementara itu tim investigasi dari federasi PSSI kini sedang menuju Malang untuk melakukan penyelidikan atas kejadian tersebut.
Peristiwa kelam ini menjadi yang terbesar dalam sejarah sepakbola Indonesia dan bahkan dunia dalam era modern ini.
Baca Juga: Gas Air Mata Di dalam Stadion Kanjuruhan Langgar Kode Keamanan FIFA
Jumlah korban sementara masih 130 orang dan masih banyak suporter yang kini dirawat di rumah sakit.Â
Pendataan terhadap korban kini juga sedang dilakukan, khususnya pada korban yang belum ada identitasnya. (Suara/Putra/Gopos)