GOPOS.ID, GORONTALO – Wali Kota Gorontalo, Marten Taha, kembali bergerilya ke Pemerintah Pusat agar mau menggelontorkan anggaran ke Kota Gorontalo. Kali ini, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menjadi sasaran Marten Taha. Dukungan untuk peningkatan sarana dan prasarana pengelolaan sampah di Kota Gorontalo menjadi tujuan utama Marten Taha melakukan pertemuan dan pembahasan bersama Wakil Menteri LHK, Alue Dohong, Senin (22/8/2022).
Langkah Marten Taha untuk melobi dukungan sarana dan prasarana pengelolaan sampah bukan tanpa alasan. Timbulan sampah di Kota Gorontalo mencapai 50-52 ribu ton per tahun. Itu artinya setiap hari ada lebih kurang 140 ton timbulan sampah di Kota Gorontalo. Sampah-sampah itu berasal dari rumah tangga hingga aktivitas usaha yang ada di Kota Gorontalo.
Untuk menangani dan mengelola sampah yang mencapai ratusan ton per hari tersebut, tenaga kebersihan yang dibiayai Pemkot Gorontalo ada sebanyak 315 orang. Sementara armada yang tersedia sebanyak 28 truk, serta gerobak motor (roda tiga) sebanyak 22 unit. Armada sampah tersebut melayani pengelolaan sampah di wilayah Kota Gorontalo.
“Sarana dan prasarana yang ada tersebut, tak sebanding dengan timbulan sampah di Kota Gorontalo yang terus meningkat seiring peningkatan aktivitas masyarakat dan usaha di Kota Gorontalo,” ungkap Marten Taha saat bertatap muka dengan Wamen LHK di Kementerian LHK, Jakarta, Senin (22/8/2022). Turut hadir dalam pertemuan tersebut, Staf Ahli Menteri LHK, Winarni Monoarfa, Ketua DPRD Kota Gorontalo, Hardi Sidiki, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Gorontalo, Andris Amir, Kepala Dinas PUPR Kota Gorontalo, Rifaldi Bahsoan, serta Kepala Bappeda Kota Gorontalo, Novi Silangen.
Menurut Marten Taha, setiap tahun Pemkot Gorontalo mengalokasikan anggaran sekitar Rp7-8 miliar per tahun. Anggaran tersebut sebagian besarnya digunakan untuk membiayai operasional pengelolaan sampah. Di antaranya pembayaran honor bagi tenaga kebersihan.
“Anggaran yang kita miliki sangat terbatas. Di sisi lain, kita berencana menaikkan honor bagi tenaga kebersihan,” ungkap Marten Taha.
Lebih lanjut Marten Taha menjelaskan, upaya pengurangan timbulan sampah di Kota Gorontalo juga turut dilakukan melalui pemanfaatan Tempat Pembuangan Sementara-Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R). Berkat dukungan Kementerian LHK, saat ini telah ada 10 unit TPS3R yang tersebar di setiap kecamatan se-Kota Gorontalo. Pengelolaan TPS3R dilakukan oleh masyarakat melalui Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM). Keberadaan TPS3R telah memberikan pengurangan sampah sebesar 23 persen.
“Memang baru sebagian kecil masyarakat yang menerapkan konsep 3R dalam pemilahan sampah. Tentunya hal ini menjadi perhatian kita ke depan dalam rangka mengoptimalkan pengelolaan sampah di Kota Gorontalo,” urai Marten Taha.(hasan/gopos)