GOPOS.ID, MARISA – Universitas Negeri Gorontalo (UNG) dan London School, sedang melakukan kajian pemetaan sosial ekonomi di sekitar tambang yang ada di Pohuwato. Kajian ini bertujuan agar terjadi harmonisasi antara perusahaan dan masyarakat, khususnya penambang.
Hal itu diungkapkan Bupati Pohuwato ketika menerima Kepala Peneliti dari UNG, Dr. Yowan Tamu dan Prof. Ermiel Thabrani selaku Peneliti dari London School, di rumah jabatan bupati, Senin, (06/06/2022).
Bupati Pohuwato, Saipul Mbuinga, mengatakan di Pohuwato ada perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan. Sehingga penelitian yang dilakukan oleh pihak UNG dan London School, sangat diharapkan bisa berjalan dengan baik. Apalagi penelitian dilakukan oleh para ilmuwan dari UNG dan London School, yang tentunya memiliki keahlian lebih.
“Besar harapan kami agar masyarakat yang ada di sekitar tambang bisa diperhatikan. Dengan adanya penelitian ini, semoga mereka bisa berkembang dalam usaha masing-masing,” ujar Saipul.
Sebelumnya peneliti London School, Prof. Ermiel Thabrani menjelaskan, pertemuan dengan bupati ini bertujuan untuk melakukan studi tentang kesejahteraan masyarakat, untuk membantu terwujudnya harmonisasi antara perusahaan dengan masyarakat, khsusnya penambang.
“Kami dari pihak UNG dan London School, membuat kajian untuk diserahkan ke pemda sebagai bagian dari sumbangan para ilmuwan. Setelah hasil kajian ini selesai, maka kami akan berikan naskah tersebut kepada bupati,” jelas Ermiel.
Sementara itu, Dr. Yowan Tamu, saat ini pihak UNG kerjasama dengan London School, melakukan kajian pemetaan sosial ekonomi di Kabupaen Pohuwato. Kerjasama ini terkait penelitian untuk memetakan ekonomi masyarakat.
“Kami lebih ke kesejahteraan masyarakat, tapi lokasinya di sekitar tambang. Kami ingin hasil kajian ini membantu pemerintah daerah yang ada di Pohuwato, untuk mengambil keputusan terkait pertambangan,” ungkap Yowan.
Kata Dr. Yowan, selain penambang, masyarakat Pohuwato juga mungkin memiliki usaha yang lain. Misalnya selain menjadi penambang, mereka juga berprofesi sebagai petani. Jadi hal ini yang harus dipertimbangkan oleh pemerintah.
“Kalau petani itu didorong lagi. Misalnya ingin meningkatkan produksi pertanian, maka perusahaan harus perduli dan perhatian memberikan apa saja yang bisa meningkatkan produksi pertanian. Kami di situ (lokasi pertambangan) sebenarnya lebih ke kesejahteraan,” tutup Yowan. (Yusuf/Gopos)