GOPOS.ID, JAKARTA – Kasus aktif Covid-19 yang secara nasional yang terus melandai dan seiring dengan mobilitas masyarakat yang kembali menuju normal menunjukkan keberhasilan implementasi kebijakan Pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19.
Bahkan situasi Covid-19 setelah libur Lebaran masih terkendali yaitu hanya pada kisaran 200 kasus per hari, setelah sempat berada diatas 55 ribu pada akhir Februari 2022 akibat varian Omicron. Kondisi ini memberikan optimisme dan kepercayaan diri terhadap aktivitas ekonomi masyarakat.
Presiden Joko Widodo bahkan telah melonggarkan kebijakan pemakaian masker di tempat terbuka dan penyesuaian protokol kesehatan untuk perjalanan dalam dan luar negeri berdasarkan Surat Edaran Satgas Covid-19 Nomor 18 dan 19 Tahun 2022, yaitu tidak perlu melakukan tes PCR maupun antigen apabila sudah menerima vaksinasi dosis lengkap.
“Belajar dari pengalaman di 2021, kolaborasi dan sinergi adalah hal penting mengingat banyak tantangan ke depan yang akan dihadapi selain pandemi Covid-19. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2022 yaitu 5,01% (yoy), masih lebih baik dari negara-negara lain. Misalnya Korea Selatan (3,07%), Singapura (3,40%), Jerman (4,00%), Amerika Serikat (4,29%), Tiongkok (4,80%), dan kita hanya sedikit di bawah Vietnam (5,03%),” papar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, ketika memberi materi pembelajaran pada Sespimti Polri Dikreg ke-31 T.A. 2022, Kamis (19/05).
Menko Airlangga juga mengungkapkan bahwa terjadinya konflik antara Rusia dan Ukraina berpengaruh terhadap kondisi penawaran dan permintaan di pasar dunia.
Misalkan, hal ini berdampak pada terganggunya pasokan energi, pangan, serta komponen input produksi di dunia.
“Meski demikian, kita juga masih memiliki peluang yang diharapkan mampu menjadi faktor pendorong bagi pertumbuhan ekonomi nasional, seperti penurunan kasus Covid-19, pelaksanaan Presidensi G20 Indonesia, kenaikan harga komoditas utama ekspor (nikel, CPO, batu bara), serta reformasi struktural yang akan mendorong investasi dan penciptaan lapangan kerja,” tutur Menko Airlangga.
Indonesia memiliki fundamental ekonomi yang baik di awal 2022 ini. Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi terdorong dari konsumsi, investasi, dan ekspor yang tumbuh positif.
Baca juga: Menko Airlangga Dukung Penyandang Disabilitas Terus Produktif dan Berkreasi
Demikian pula, dari sisi penawaran hampir semua sektor tumbuh positif merespon peningkatan permintaan.
Capaian ini juga tak lepas dari dukungan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menyukseskan kebijakan PPKM serta program vaksinasi masyarakat umum, lansia, dan anak-anak. Termasuk juga penyaluran berbagai Program Perlindungan Sosial yang termasuk dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Lebih lanjut, anggaran PEN di 2022 sebesar Rp455,62 triliun dan telah terealisasi sebesar Rp70,37 triliun atau 15,4% per 28 April 2022.
“Pada Kuartal II-2022 ini, terdapat momentum ekonomi akibat adanya kebijakan pelonggaran mudik Lebaran. Saya mengapresiasi kerja keras POLRI dalam pengamanan arus mudik dan arus balik Lebaran yang lalu. Alhamdulillah, mudik tahun ini bisa kita lakukan tanpa disertai dengan lonjakan kasus Covid-19. Diperkirakan dengan adanya aktivitas mudik ini akan dapat mendorong peningkatan Konsumsi Rumah Tangga sebesar 1,09%. Atau mendorong pertumbuhan PDB pada Kuartal II sebesar 0,56%,” jelas Menko Airlangga.
Di samping kesuksesan dalam penyelenggaraan mudik Lebaran 2022, di tahun ini juga inflasi pada Ramadhan dan Idul Fitri berhasil dijaga.
“Terima kasih kepada jajaran Polri, terutama Satgas Pangan yang terus mendukung kebijakan Pemerintah dalam menstabilkan harga-harga kebutuhan pokok,” kata Menko Airlangga.
Selain itu, Pemerintah juga menggulirkan program BT-PKLWN serta program BLT Minyak Goreng. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang terdampak kenaikan harga minyak goreng kemasan dan curah.
Baca juga: Airlangga Bicara Tantangan Ekonomi di Tempo-BNI The Bilateral Forum 2022
Hingga 9 Mei 2022 lalu, Polri telah berhasil menyalurkan BT-PKLWN kepada 638 ribu penerima dan BLT Minyak Goreng kepada 1,16 juta penerima.
“Saya berterima kasih kepada Polri yang telah membantu penyaluran kedua program ini di tahun lalu. Harapannya dapat terus mengawal keberlangsungan program tersebut di 2022. Partisipasi Polri juga dibutuhkan dalam penanganan pandemi Covid-19 melalui sosialisasi, edukasi, penegakan hukum, dan percepatan vaksinasi. Di samping itu, pengawalan dan dukungan Polri juga diperlukan untuk pelaksanaan Presidensi G20. Menjaga ketahanan pangan dan energi, serta mengantisipasi kemungkinan dampak gejolak keamanan di dalam negeri,” pungkas Menko Airlangga. (adm-01/gopos)