GOPOS.ID, GORONTALO – Kepulan asap pekat membumbung dari lantai II kantor Bupati Gorontalo, Jumat (26/4/2019) pukul 09.30 wita. Sementara itu di salah satu jendela di lantai I, tepatnya di ruang staf umum kobaran api menyembul.
Di saat yang bersamaan, Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo sedang memimpin rapat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda). Rapat berlangsung di ruang kerja bupati di lantai II.
Seiring bergulirnya waktu, kobaran api di lantai I mulai membesar. Kepanikan akibat kebakaran yang dipicu arus pendek itu melanda penghuni kantor Bupati Gorontalo.
Tak berapa lama, bunyi sirine terdengar. Dua mobil Pemadam Kebakaran (Damkar) milik Pemkab Kabupaten Gorontalo tiba di lokasi. Petugas pemadam dengan sigap memasang peralatan. Beberapa menyemprotkan air ke sumber api. Sedangkan petugas lainnya memasang peralatan evakuasi.
Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo yang berada dilantai II dievakuasi menggunakan tali luncuran. Orang nomor satu di Kabupaten Gorontalo itu dievakuasi melalui jendela di ruang Assisten I Setda Kabupaten Gorontalo.
“Alhamdulillah, kobaran api dapat dijinakkan dan tidak ada korban jiwa. Tim kami mengevakuasi para korban termasuk mengevakuasi Pak Bupati melewati jalur evakuasi yakni alternatif jendela ruangan Pak Asisten I, tadi terlihat bagaimana petugas mengevakuasi Bupati lewat jendela, “ ungkap Kepala BPBD Kabupaten Gorontalo Sumanti Maku.
Baca juga: Yosonegoro Disapu Banjir Bandang
Sumanti Maku menuturkan, kebakaran itu memang sengaja dibuat untuk proses simulasi. Tujuannya untuk mempersiapkan seluruh komponen. Yakni pemerintah, masyarakat, birokrasi dan media.
“Ini elemen yang dipersiapkan memiliki pengetahuan agar kemudian dapat menggerakan masyarakat dalam rangka menghadapi bencana,” tutur Sumanti.
“Sehingga ketika masyarakat menghadapi bencana masyarakat secara luas sudah mempunyai pengetahuan mengantisipasi, menangani dan menyelamatkan diri dan lingkungan,“ sambung Sumanti.
Terpisah Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo menyampaikan terima kasih kepada tim BPBP dan tim basarnas. Sebab, duka dan bencana utamanya kebakarna bisa terjadi tiba-tiba.
“Kalau suka kita rencanakan. Bicara duka itu kita tidak rencanakan. Oleh karena itu, kita harus siap siaga,” kata Nelson.
baca juga : Polda Gorontalo Siap Kawal PSU di 10 TPS
Nelson berharap simulasi dilakukan secara berkelanjutan.
“Jangan dilakukan setahun sekali namun kalau dapat siapapun kita siap siaga dengan bencana apapun yang terjadi,” imbau Nelson.(adm-02/gopos)