GOPOS.ID, GORONTALO – Sejak harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertamax naik dari yang tadinya Rp9000an menjadi Rp 12.750 untuk wilayah Gorontalo, tiba-tiba Pertalite ikut menghilang. Jika ada, antrian pun cukup panjang.
Dari pantauan gopos.id Minggu (3/4/2022) malam tadi di beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Gorontalo untuk BBM jenis Premium hampir sudah tidak dijumpai lagi.
Sebagian besar diganti dengan Pertalite. Nah, sejak Pertamax diumumkan naik menjadi Rp 12.750, kembali Pertalite menjadi langka dan susah untuk didapatkan.
Rahmat salah satu warga yang sedang mengantri di SPBU untuk membeli Pertamax, menggerutu dengan kondisi yang serba sulit.
Menurutnya kenaikan harga BBM membuat setiap warga sangat terbebani.
“Awalnya Premium langka, kami diminta beralih ke Pertalite. Sekarang Pertalite yang langka, padahal harganya sudah lebih tinggi dari Premium. Kami mau tidak mau harus membeli Pertamax yang harganya begitu mahal,” ucapnya dengan wajah kesal, Minggu (3/4/2022).
Selain Pertalite yang sulit ditemukan, beberapa SPBU pun setiap harinya disuguhkan dengan pemandangan antrian panjang dari mobil-mobil truk yang mengantre Solar. Bahkan antrean untuk truk maupun mobil-mobil tronton bisa mengular hingga beberapa ratus meter.
Sementara itu, Laode Syarifuddin Mursali, Area Manager Communication, Relations & CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi mengungkapkan bahwa kenaikan harga Pertamax sudah berlaku sejak tanggal 1 April 2022 mulai pukul 00.00 waktu setempat. Dimana BBM Non Subsidi Gasoline RON 92 (Pertamax) disesuaikan harganya menjadi Rp 12.750 per liter di Sulawesi, dari harga sebelumnya Rp 9.200 per liter.
“Pertamina selalu mempertimbangkan daya beli masyarakat, harga Pertamax ini tetap lebih kompetitif di pasar atau dibandingkan harga BBM sejenis dari operator SPBU lainnya. Ini pun baru dilakukan dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, sejak tahun 2019,” jelas.
Dengan harga baru Pertamax, Pertamina berharap masyarakat tetap memilih BBM Non Subsidi yang lebih berkualitas sesui spesifikasi kendaraan.
“Harga baru masih terjangkau khususnya untuk pemilik kendaraan dengan mesin terkini yang tergolong kategori mampu. Kami juga mengajak masyarakat lebih hemat dengan menggunakan BBM sesuai kebutuhan,” pungkas Laode. (andi/gopos)