GOPOS.ID, GORONTALO – Saat menjalankan ibadah puasa Ramadhan, umat Islam tidak hanya dilarang untuk makan dan minum sejak waktu fajar hingga tenggelamnya matahari.
Mengutip dari laman suara.com (jaringan berita Gopos.id) Bulan Ramadhan juga menjadi momentum untuk melatih emosi agar lebih sabar dan mampu mengontrol perilaku.
Agar memiliki emosi lebih stabil dan tidak mudah marah-marah, itu semua bisa dimulai dengan pola konsumsi yang baik termasuk makanan apa yang dikonsumsi saat sahur dan berbuka.
Spesialis obgyn dr. Meity Elvina mengatakan, segala emosi dan perilaku manusia diatur melalui kerja otak bagian depan yang bernama prefrontal cortex.
Di dalamnya, terdapat hormon serotonin yang akan mendorong otak menciptakan emosi stabil dan perilaku lebih positif.
“Ada satu hormon di kepala kita, itu namanya serotonin, yang 95 persen dibentuk dalam perut, dalam saluran cerna termasuk lambung dan usus,” jelas dokter Meity dalam kajian Ramadhan Masjid Al-Falah secara daring, Minggu (3/4/2022).
“Jadi apa yang kita makan akan berdampak terhadap otak sampai perilaku,” imbuhnya.
Pembentukan serotonin butuh kombinasi zat gizi yang bisa didapat dari sejumlah makanan.
Dokter Meity memaparkan, nutrisi yang diperlukan untuk memproduksi serotonin antara lain, vitamin B6, B12, vitamin C, asam folat, vitamin D3, juga asam amino triptofan.
Nutrisi itu nantinya diproses dalam saluran cerna, kemudian diantarkan ke otak melaluk darah untuk diproduksi hormon serotonin.
Asam amino triptofan menjadi bahan baku utama dalam produksi hormon serotonin. Zat gizi tersebut bisa banyak didapatkan dengan mengonsumsi madu, salah satu makanan yang menjadi sunnah Rasullah.
“Triptofan itu banyak terkandung dalam madu. Kalaupun madu meningkatkan gula darah tapi tidak terlalu tinggi karena indeks glikemiknya rendah. Sehingga dia dapat masuk ke dalam otak untuk menjadi serotonin,” ujarnya.
Madu dapat dikonsumsi saat sahur dengan dicampurkan ke dalam minuman maupun makanan sebagai pengganti gula, saran dokter Meity. Atau bisa juga dikonsumsi secara langsung.
Baca juga: Selama Ramadan, Stok pangan di Kota Gorontalo Aman dan Cukup
Untuk berbuka puasa bisa pilih makanan manis dari kurma, sebagaimana yang dicontohkan Nabi Muhammad. Dokter Meity menyampaikan bahwa dari 100 gram kurma juga terkandung banyak tritofan.
“Dari Anas bin Malik diriwayatkan bahwa Rasulullah itu berbuka puasa dengan ruthob atau kurma basah. Jika tidak ada, maka beliau berbuka dengan tamr atau kurma kering.”
“Dan jika tidak ada tamr, beliau meminum seteguk air. Jadi sebetulnya enggak perlu minum gula, cukup air mineral dan kurma saja,” pungkasnya. (suara/putra/Gopos)