GOPOS.ID, GORONTALO – Keberadaan lansia harus mendapatkan perhatian, termasuk pemerintah hadir di dalam penanganan dan perawatan terhadap lansia.
Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2021 terdapat 29,3 juta penduduk Indonesia, dimana dari jumlah tersebut menjadikan indonesia menjadi ageing population yang ditandai dengan bertambahnya proporsi lansia menjadi 10 persen.
Seiring dengan bertambahnya usia seseorang, maka akan semakin banyak permasalahan kesehatan yang dialami oleh lansia.
Kepala Perwakilan BKKBN Gorontalo, Hartati Suleman menuturkan BKKBN perlu memberi edukasi kepada setiap keluarga yang memiliki lansia untuk dapat melakukan pendampingan perawatan jangka panjang.
Dimana kader-kader BKL lokus Pro PN harus berperan aktif dalam memberikan edukasi terhadap perawatan lansia tersebut.
“Di tahun 2022 ini Provinsi Gorontalo ditargetkan sebesar 139 kelompok BKL lokus Pro PN harus dibentuk. Dimana Kabupaten Gorontalo itu 63 kelompok, Boalemo 23 kelompok, Bone Bolango 14 kelompok, Pohuwato 11 kelompok, Gorontalo Utara 9 kelompok dan Kota Gorontalo 19 kelompok. Kehadiran kelompok BKL ini penting untuk memberi edukasi kepada keluarga, tetangga, maupun pihak lainnya bahwa lansia membutuhkan penanganan dan perawatan,” ucap Hartati.
Baca juga:Â Workshop Tentang Kita, Upaya BKKBN Ajak Remaja Kolaborasi Sosialisasikan Kesehatan Reproduksi
Sebab menurut Hartati bahwa dengan banyaknya permasalahan yang dialami lansia maka membutuhkan kepedulian terhadap lansia.
Hal ini dapat dimulai dari kelurga terdekat lansia tersebut. Kehadiran kelompok BKL untuk memberi penguatan kepada keluarga untuk dapat merawat para lansia di lingkungan mereka.
Sebab lansia identik dengan manusia lemah yang dianggap sulit untuk melakukan pekerjaan. Perhantian dan kepedulian kepada lansia tentunya dapat diberikan melalui perawatan jangka panjang.
“Orientasi pendampingan perawatan jangka panjang bagi lansia dan sosialisasi 7 dimensi lansia tangguh sebagai bentuk kepedulian BKKBN terhadap hak-hak lansia dan keberlangsungan hidup mereka. Jika mereka mendapatkan penanganan yang tepat dan perawatan yang baik. Maka itu akan berpengaruh terhadap mental mereka serta kehadiran mereka dinilai begitu berarti di kalangan keluarga mereka. Saya berharap agar kegiatan ini diikuti dengan baik, sehingga implementasi di lapangan dapat dijalankan sebaik mungkin,” tandas Hartati.
Pada kegiatan ini pun dihadiri Penyuluh Ahli Utama BKKBN, Nofrijal SP,MA yang juga memberikan materi pada kegiatan Orientasi pendampingan perawatan jangka panjang bagi lansia dan sosialisasi 7 dimensi lansia tangguh tingkat provinsi Gorontalo. (andi/gopos)