GOPOS.ID, GORONTALO – Bulan Sya’ban merupakan salah satu bulan penting bagi umat Islam. Sya’ban diapit oleh dua bulan mulia yaitu, terletak setelah Rajab dan sebelum Ramadan. Sya’ban memiliki keutamaan tersendiri dengan berbagai keistimewaan. Oleh karena itu, Rasulullah SAW menganjurkan umatnya memperbanyak amalan sepanjang bulan Sya’ban. Ada beberapa ibadah yang sering diamalkan Rasulullah SAW pada bulan Sya’ban:
- Memperbanyak Puasa Sunnah
Salah satu amalan sunah pada bulan Sya’ban adalah melaksanakan puasa sunnah. Amalan tersebut banyak disinggung dalam hadits Nabi Muhammad SAW. Salah satunya yang diriwayatkan oleh Aisyah R.A,
“Dahulu Rasulullah SAW berpuasa sampai kami mengatakan bahwa beliau tidak berbuka, dan berbuka sampai kami mengatakan bahwa beliau tidak berpuasa. Dan saya tidak pernah melihat Rasulullah SAW menyempurnakan puasa dalam sebulan kecuali di bulan Ramadhan. Dan saya tidak pernah melihat beliau berpuasa yang lebih banyak daripada bulan Sya’ban” (HR Bukhari no. 1969, dan Muslim no. 1156).
Puasa Sya’ban dimulai dari tanggal 1 hingga tanggal 15. Apabila sudah tanggal 16 Sya’ban hingga 29 atau 30 Sya’ban, hendaknya tidak melakukan puasa. Terkecuali bagi mereka yang terbiasa melakukan puasa (seperti puasa Daud, atau puasa Senin-Kamis), atau mereka yang meneruskan puasa sebelum pertengahan Sya’ban. Hal tersebut merujuk pada Hadits Rasulullah: “Ketika Sya’ban sudah melewati separuh bulan, maka janganlah kalian berpuasa.” (HR Ahmad, Abu Dawud, at-Tirmidzi, an-Nasa’i, dan Ibnu Majah).
“Janganlah kalian mendahului bulan Ramadan dengan berpuasa sehari atau dua hari, melainkan seseorang yang (terbiasa) berpuasa, maka berpuasalah.” (HR Bukhari, dan Muslim).
- Memperbanyak Amal Saleh
Sya’ban merupakan bulan yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan serta memperbanyak amal saleh. Seperti memperbanyak membaca Alquran, berzikir, memperbanyak sedekah, maupun amal shaleh lainnya.
Nabi Muhammad SAW bersabda, bulan Sya’ban adalah bulan di mana amal-amal saleh diangkat dan dilaporkan kepada Allah SWT. Oleh karena itu, Rasulullah senang bila amalannya diangkat dengan catatan sedang melaksanakan ketaatan kepada Allah SWT.
“…Dia adalah bulan yang diangkat di dalamnya berbagai amalan kepada Allah, Rabb semesta alam. Oleh karena itu, aku senang jika amalanku diangkat sementara aku sedang berpuasa.” (HR. An-Nasa’i no. 2357)
- Meng-qadha’ Puasa Ramadan
Selain puasa sunnah, bulan Sya’ban bisa menjadi waktu atau kesempatan untuk meng-qadha (membayar) puasa Ramadan bagi mereka yang mempunyai utang puasa Ramadan sebelumnya sebelum masuk Ramadan berikutnya. Terutama para kaum perempuan, atau mereka yang berhalangan/uzur melaksanakan puasa Ramadan.
‘Aisyah Radhiyallahu anhuma, “Suatu ketika aku memiliki hutang puasa Ramadhan dan aku tidak bisa mengqadha’nya selain pada bulan Sya’ban.” (Riwayat Bukhari dan Muslim). (hasan/gopos)