GOPOS.ID, KAB. GORONTALO – Sekertaris Daerah Kabupaten Gorontalo, Hadijah Thayeb akhirnya buka suara soal isu pengunduran dirinya. sebab berseliweran informasi, dirinya mundur karena adanya tekanan.
Srikandi pemerintah yang dijuluki Panglima ASN ini kelak jika mundur, itu karena permintaannya sendiri.
“Saya itu minta dipindahkan pada jabatan eselon II yang lain, jabatan pimpinan Pratama karena alasan kesehatan, bukan karena alasan yang lain,” ungkapnya dikonfirmasi, Ahad (20/2/2022).
Hadijah mengatakan, niatan ini pun sudah sangat lama sejak tahun 2020 dirinya sudah merancang itu dan disitu sudah di sampaikan jelas permintaan itu ke Bupati Gorontalo, Nelson Pomalingo.
“Saya minta untuk dipindahkan ke jabatan Pratama tinggi lainnya. Dan Alhamdulillah pak Bupati paham itu,” ucapnya.
Lanjutnya, Nelson sebenarnya tak ingin Panglima ASN ini mengajukan kepindahan tersebut Sehingga sang Hadijah diminta untuk sekali lagi tetap pada posisi Sekda hingga APBD 2021 selesai, dan juga reformasi birokrasi tuntas.
Selain itu, KASN (Komisi Aparatur Sipil Negara)
sudah dikunjunginya untuk menjelaskan itu. KASN tak ingin pengundurannya karena alasan politik atau tekanan lainnya, tetapi murni karena alasan kesehatan yang sangat mendasar. Sehingga KASN pun memberikan rekomendasi ijin untuk berpindah tugas dijabatan paratama tinggi lainnya tersebut.
“Tentu semua tahapan proses pindah saya ini selalu dikomunikasikan dengan Bupati, selain alasan kesehatan itu juga ada tahun politik yang harus dihadapi dengan energi yang besar bagi seorang Sekda,” urainya.
Dirinya berfikir jika proses pergantian Sekda harus menunggu masa pensiun yakni di akhir Tahun 2023, maka Sekda yang baru bisa saja kesulitan dalam menghadapi tahun politik yang berat, yakni pemilu Legislatif dan Pilpres serta Pemilukada di Tahun 2024 nanti.
Baca Juga: Mayat Perempuan Ditemukan Mengapung di Perairan Biluhu, Kabupaten Gorontalo
Sebab baru saja beradaptasi dengan tugas berat sebagai Sekda, baru saja menyesuaikan sudah diperhadapkan pada kondisi Pemilu yang butuh ekstra tenaga dan pikiran.
“Saya tidak ingin itu terjadi kepada rekan rekan saya dipemerintahan.” tegasnya.
Terakhir dirinya menyampaikan, sehingganya siapapun yang nanti mengganti posisinya, harus bisa mengemban amanah itu dengan baik. Harus mampu membentengi setiap kebijakan dengan aturan yang benar.
Baca Juga: Kunci Penurunan Stunting Harus Dimulai dari Desa
“Jadi siappun yang terpilih Sekda nanti itu merupakan hak mutlak pimpinan, karena Ia mengakui selama ini telah berjalan proses kaderisasi sehingga banyak pejabat yg layak berdasarkan kepangkatan, kinerja maupun administrasi lainya, karena selama ini kami menganggap bahwa jabatan adalah pekerjaan, bukan karena ambisi, Amanah dan tanggung jawab harus ditunjukkan,” katanya.
“Jika nanti sudah ada Sekda baru, maka saya siap membantu dengan sepenuh hati dan berbagi pengalaman apabila dibutuhkan pimpinan,” tandasnya. (Putra/Gopos)