GOPOS.ID, MALANG – Angka kemiskinan di Provinsi Gorontalo sebesar 15,41 persen per September 2021. Data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo tersebut telah mengalami penurunan sebesar 0,20 poin dibandingkan angka kemiskinan pada bulan Maret 2021 yang tercatat sebesar 15,61 persen.
“Ada tiga strategi yang harus dilakukan untuk pengentasan kemiskinan, yaitu data kemiskinan yang akurat, program pemberdayaan yang fokus dan terarah, serta koordinasi, sinergitas, dan kolaborasi lintas sektor,” ungkap Wakil Gubernur Gorontalo, H. Idris Rahim pada Ujian Akhir Disertasi Program Doktor Ilmu Pertanian oleh Hamim Pou di Fakultas Pertanian Universtias Brawijaya, Malang, Jawa Timur, Selasa (8/2/2022).
Dalam disertasinya, Hamim Pou mengangkat judul “Evaluasi Kebijakan Pengentasan Kemiskinan Petani Perdesaan di Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo”. Menanggapi disertasi tersebut Idris mengatakan, persentase kemiskinan terbesar di Gorontalo berada di perdesaan. Padahal menurutnya, banyak potensi yang dimiliki oleh desa, seperti di sektor pertanian, peternakan, perkebunan, dan perikanan.
“Berarti pertanian belum mampu mengangkat derajat ekonomi masyarakat desa. Kalau saya analisa, penyebabnya karena banyak permasalahan pada sektor pertanian. Mulai dari pengolahan lahan, ketersediaan bibit unggul, pemberantasan hama, hingga pasca panen. Ini menjadi tugas berat yang harus kita tuntaskan bersama,” tegas Idris.
Berdasarkan data BPS Provinsi Gorontalo, persentase penduduk miskin di perkotaan pada September 2021 sebesar 4,06 persen, sedangkan di perdesaan sebesar 24,38 persen. Angka kemiskinan di perkotaan dan perdesaan tersebut juga mengalami penurunan dibandingkan Maret 2021, masing-masing sebesar 0,17 poin dan 0,09 poin. (Adm-01/Adv/Gopos)