GOPOS.ID, GORONTALO – Pencegahan penularan penyakit tuberculosis (TB-HIV) dapat dilakukan dengan pencegahan deteksi dini (early detection).
Hal ini terungkap saat pelaksanaan Workshop Optimalisasi standar pelayanan kesehatan (SPM) untuk dalam pencapaian target eliminasi tahun 2030 di Rumah Dinas Wali Kota Gorontalo, Rabu (29/12/2021).
Ketua Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kota Gorontalo, Marten Taha mengatakan dirinya sangat mengapresiasi dan berterima kasih atas terselenggaranya acara ini yang utamanya terus mencegah penularan TB di Kota Gorontalo.
“Ini merupakan program pengendalian TB dan pengendalian HIV dengan tujuan mengurangi beban akibat kedua penyakit tersebut,” ujarnya dalam sambutan.
Marten menuturkan, program ini juga sejalan dengan rekomendasi WHO yang dilakukan TB-HIVÂ Indonesia dalam upaya percepatan diagnosis dan pengobatan TB pada pasien HIV serta sebaliknya pasien HIV pada pasien TB.
“Hal ini dapat dilakukan dengan memperkuat jaringan di keduanya agar pencegahan, penanganan serta pengobatan dapat dilakukan dengan baik,” tutupnya.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, dr. Yana Yanti Suleman mengungkapkan pihaknya dalam melakukan pencegahan terjadinya TB-HIV di Provinsi Gorontalo yakni dengan menggelar workshop tersebut.
Baca Juga: Perempuan Takut Nikah Usai Nonton Layangan Putus, Ini Penjelasanya
“Hari ini kita dicerahkan dengan beberapa narasumber, tentunya kita dapat mengetahui dan melakukan pencegahan terhadap TB-HIV dan angka kematian terbanyak karena TB itu sendiri,” ungkapnya diwawancarai Gopos.id usai kegiatan.
Yana menjelaskan, beberapa hal yang dapat diambil dari penyampaian materi tersebut berupa, terkait pemeriksaan mesin Tes Cepat Molekuler (TCM) untuk TBC (TCM-TB)Â melalui mikroskop dinilai sangat penting dalam melihat perkembangan penyakit TB itu sendiri.
“Salah satu yang kita lakukan ialah deteksi dini (early detection) agar yang tertular tersebut dapat dilakukan pencegahan dan tidak menular ke orang lain,” katanya.
“Dan ketika dideteksi lebih dini langsung diobati dalam waktu dua minggu tak akan terjadi penularan,” tandasnya. (Putra/Gopos)