GOPOS.ID, GORONTALO – Baru-baru ini sejumlah korban investasi bodong berkeluh kesah kepada Gubernur Gorontalo Rusli Habibie. Ini terkait belum jelasnya modal investasi mereka akan kembali atau tidak.
Menangapi ini gubernur Rusli Habibie mengaku tidak bisa membantu dalam proses pengembalian modal tersebut, karena ini murni bisnis person to person, yang tidak terkait dengan pemerintahan.
Sebagai gubernur ia hanya berharap masyarakat di Gorontalo harus lebih hati hati berbisnis. Apalagi bisnis yang mengiming imingi keuntungan besar yang tidak masuk akal.
“Bisnis yang keuntungan sampai 30 persen rasanya mustahil ada. Kedua, bisnis yang tidak ada produknya, itu harus hati hati. Saham saja itu harus melalui satu proses transaksi yang jelas. Tapi mereka harus paham betul, tingkat resikonya,” tegas Rusli Habibie yang dimintai tanggapannya oleh sejumlah wartawan terkait keluh kesah korban investasi bodong yang ramai di Gorontalo.
Rusli berharap, kejadian ini akan menjadi pembelajaran bagi masyarakat.
“Kejadian seperti ini, bukan cuma sekali di Gorontalo. Mestinya tidak perlu tergiur. Apalagi teknologi komunikasi sekarang ini bisa mempermudah masyarakat berkonsultasi dengan OJK,” kata Rusli lagi.
Sebagai Gubernur, Rusli akan mendorong agar masalah ini harus diselesaikan dalam konteks hukum.
“Oknum agen dari investasi ini harus dimintai pertanggungg jawaban. Insya allah kalau ia bertanggung jawab dan mengembalikan uang dari korban investasi. Jika tidak maka proses hukum harus jalan, biar ada sangksinya,” kata Rusli Habibie lagi.
Rusli mengatakan, jika masyarakat ragu dengan sesuatu bisnis. Maka sebaiknya mengecek legal standing bisnis tersebut. Contoh kecil, apakah bisnis atau perusahaan tersebut terdaftar di daerah ? bisa menghubungi pemerintah daerah setempat atau dinas terkait, misalnya kesbangpol, satgaswaspada investasi, kominfo yang dimintai informasi, OJK dan lembaga lain yang terkait. Jika merasa meragukan maka sebaiknya jangan.
“Kalangan muda untuk belajar berbisnis dari kecil. Dengan mengangkat sumber daya alam di Gorontalo. Kembangkan UMKM dengan kreatifitas baru, managemen yang kuat, dengan mencari pasar seluas luasnya. Menjadi pengusaha itu tidak ada yagn instan, semuanya melalui proses yang panjang,” jelas Gubernur Dua Periode itu.
Sementara itu salah satu pegawai OJK, Achmad Husain dari membenarkan maraknya investasi bodong yang berkedok perdangangan forex.
Diakuinya untuk wilayah Gorontalo mereka telah melakukan sosialisasi, lewat media cetak, eletrokonik dan online terkait bahanya investasi bodong. Karena memang masyarakat yang dimasa pendemi Covid 19 ini jelas kesulitan ekonomi dan mencari jalan pintas untuk berinvestasi bisnis yang mengiming iming keuntungan besar dalam waktu singkat.
Bahkan OJK sudah melakukan sosialisasi secara langsung di pohuwato untuk mengingatkan masyarakat agar jangan ikut dengan entitas bisnis yang melakukan kegiatan investasi bodong. FX Family yang dijalankan oleh oknum polisi bernama Ariyanto sdh dihentikan melalui siaran pers Satgas waspada investasi no. sp 05/XI/SWI/2021 tanggal 3 November 2021.
Diakui oleh Achmad Husain. Oknum yang menjalankan bisnis ini biasanya awalnya akan mengincar public figure di satu daerah. Tokoh masyarakat, pejabat, sehingga masyarakat mudah percaya.
“Sebelum berinvetasi ketahui dulu kebenaran bisnis tertentu. Hubungi kami, dan kami siap memberikan masukan,’ ujarnya. (adm-01/gopos)