GOPOS.ID, GORONTALO – Pemahaman masyarakat terhadap pengelolaan keuangan menjadi langkah penting dalam mencegah penipuan berkedok investasi online. Sayangnya literasi keuangan di kalangan masyarakat masih sangat rendah.
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Gorontalo, Boby Rantow Payu, S.Si., M.E mengemukakan, penyebab utama banyak yang tertipu dengan investasi bodong adalah kurangnya litarasi keuangan. Boby menjelaskan, dalam data rilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK), survei Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia (SNLKI) 2021 hanya 38 persen.
“kalau dari segi literasi keuangan di semua aspek, keuangan, perbankan, asuransi. Yang paling rendah itu di keuangan, pasar modal. Termasuk saham, forex, dan sebagainya, dia hanya nggak sampai dua persen tingkat literasi keuangan se-nasional,” ucap Boby kepada gopos.id, Senin (20/12/2021).
Kondisi literasi yang rendah ini, kata Boby, menyebabkan banyak masyarakat yang ikut terjabak dalam investasi bodong. Sehingga dapat terpengaruh dengan iming-iming keuntungan besar meskipun tidak masuk akal keuntungannya kalau dari segi investasi.
Faktor lain kata dia yang mendorong orang terjebak dalam investasi bodong adalah faktor lingkungan. Dorongan melihat orang lain berhasil dan dapat membeli aset-aset mewah dapat mendorong orang lain untuk ikut berinvestasi.
“Padahal mereka ngak sadar bahwa uang yang mereka pakai membeli berbagai macam, itu adalah uang dari member,” ucap Boby.
Biasanya juga faktor tokoh atau faktor kedekatan dapat mempengaruhi orang lain untuk berinvestasi.
“Ini cuma info beberapa orang besar ikut terlibat menjadi member. Tokoh politik paling utama. Ini jadi faktor, apalagi memiliki jabatan kepolisian, Pemda atau di manapun,” ucapnya.
Ada banyak sekali jenis investasi bodong sejenis FX Family menurut Boby di Gorontalo. “Yang terinfo ini kan yang sudah scame FX Family kan. Tidak luput ada smart reader yang sudah scame, GK Inves juga yang getol di bawah, ada juga heboh IBF. Ini juga sama ini dengan skema yang sama, nama beda,” ucap Boby.
Lebih lanjut, Boby menjelaskan, keuntungan yang ditawarkan investasi semacam ini sangat besar. FX Family contohnya, investasi titip dana ilegal ini menawarkan keuntungan 30 persen bunga pada setiap bulan. 25 persen untuk member atau nasabah dan 5 persen untuk admin.
Ini terlalu tinggi menurut Boby. Sepuluh kali lipat dari bunga deposito. Itupun pertahun. Sedangkan ini tingginya bunga didapat pada setiap bulan. Padahal namanya investasi tidak seperti itu menurut dia.
“Tidak usah lah kita pakai teori besar. kalau memang betul dia mampu si rinto ini ngaku-ngaku bisa menghasilkan profit 25 persen. Ngapain dia harus cari-cari orang. mendingan pakai saja uangnya dia,” katanya.
Katakan saja uang milik Rinto Rp100 juta. Bila dia putar dananya ini sendir dalam 4 bulan pertama uang yang dimilikinya Rp200 juta dengan keuntungan 25 persen tersebut.
Delapan bulan kemudian, keuntungan yang bisa didapat Rinto bila menggunakan uangnya sendiri dalam berinvestasi sebanyak Rp800 juta. Dalam 1 tahun 4 bulan bisa menjadi Rp1,6 Miliar dan dalam dua tahun bisa sampai Rp6,4 Miliar.
“Jadi secara logika saja, ngapain kamu harus cari orang di bawah kalau kemampuan kamu seperti itu bisa menggandakan uang kamu sendiri. Jadi memang sangat tidak masuk akal,” ungkapnya.
Menurut Boby banyak yang menjadi korban dalam investasi ilegal ini. Tidak hanya di kalangan masyarakat, tokoh politik, pemerintah, aparat keamanan hingga akademisi yang tidak mengerti literasi keuangan ikut terjabak dalam investasi bodong.
“Jadi mau tidak mau harus ada peran semua pihak, pemerintah, aprat keamana, kampus untuk terus mengedukasi bahwa kalau ada yang namanya investasi itu harusnya paham. Jangan hanya tau return yang ditawarkan tapi tidak paham risiko yang bisa didapatkan di baliknya,” ujar Boby.
Dia menjelaskan cara memahami jenis penawaran investasi bodong. Kata Boby, mengenali investasi bodong itu mudah. Yang namnaya investasi itu pasti ada risiko. Apapun namnaya investasi di sektor keuangan maupun investasi di sektor reel pasti ada risiko.
“Kalau kita inves di reel beli sapi, ayam risiko mati, ahrga turun dan sebagainya. Demikian juga investasi ke sektor keuangan, forex, saham, pasti ada risiko,” ujarnya.
Tips pertama cara mengenali investasi bodong yaitu kalau ada investasi yang menawarkan keuntungan pasti, curigai dulu. Karena namanya investasi tidak ada yang pasti. Semua pasti mengadung risiko.
“Jadi kalau ada yang menawarkan investasi pasti untung harus curiga,” ucap Boby.
Tips kedua adalah jika ditawarkan itu investasi harusnya bunga dihasilkan adalah 20-30 persen per tahun. Itu normalnya. Jadi bila dirata-ratakan kurang lebih 2 persen perbulan.
“Kalau ada yang menawarkan investasi keuntungan di atas 30 persen dan pasti dalam setahun pasti bohong, apalagi kalau perbulan pasti bual itu. Itu tipsnya cukup melihat itu,” ucap Boby. (muhajir/gopos)