GOPOS.ID, BLITAR – RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar, menggunakan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) untuk membeli alat kesehatan (alkes) yang dipergunakan dalam menunjang pelayanan kesehatan terhadap masyarakat.
Wakil Direktur Pelayanan dan Penunjang Medis RSUD Mardi Waluyo, dr Herya Putra Dharma mengatakan, pembelian alkes itu dilakukan pada masa krisis pandemi Covid-19. Alat yang dibeli berupa rontgen atau X-ray untuk memeriksa kondisi paru-paru pasien suspect, yang jumlahnya melonjak pada puncak ledakan gelombang bulan Juli 2021 lalu.
Dr. Herya Putra Dharma juga mengatakan, untuk X-ray yang telah dibeli oleh rumah sakit sebanyak 2 unit menggunakan DBHCHT. Rinciannya, sebuah X-ray ceiling dengan harga Rp 1,455 miliar, dan sebuah X-ray mobile yang berharga Rp 496 juta.
“Yang mobile ini kemarin kita manfaatkan untuk pasien suspect di IGD dan ruang isolasi. Ini sangat membantu pasien yang sakit parah. Ada yang harus pakai ventilator yang tidak memungkinkan dipindahkan dari tempat tidur,” ungkap dr Herya, Rabu (24/11/2021).
Dr. Herya menambahkan, banyak peralatan medis di RSUD Mardi Waluyo yang membutuhkan peremajaan. Karena peralatan yang sudah lama kualitasnya pun menurun. Dalam alat X-ray ini pun dilakukan sebuah uji kesesuaian. Untuk melihat keakuratan alat X-ray, kestabilan dan keamanan untuk pasien dari radiasi yang ditimbulkannya.
Sedang sebelum memiliki alat baru dari bantuan DBHCHT ini, RSUD Mardi Waluyo memiliki 2 alat mobile X-ray. Hanya salah satunya tidak lolos uji kesesuaian, sehingga dirasa kurang untuk melayani pasien Covid-19 yang jumlahnya banyak.
“Sedang pasien Covid-19 harus kita evaluasi kondisi paru-parunya tiap dua hari sekali. Sehingga alat yang baru kita beli menggunakan DBHCHT ini bisa langsung bermanfaat,” tambahnya.
Terkait X-ray, ke depan RSUD Mardi Waluyo akan mengadakan perekaman digital untuk dipasangkan di alat X-ray saat ini. Guna portabilitas atau keleluasaan penggunaan, di mana saat ini sistem perekaman memakai alat perekaman konvensional memakai film yang berat, dan filmnya hanya digunakan sekali pakai.
“Jadi pengadaan X-ray ini tidak pas Covid-19, tapi memang sudah kita rencanakan sebelumnya untuk peningkatan pelayanan di bidang paru-paru,” harapnya. (mt/adv/gopos)