GOPOS.ID, GORONTALO – Setelah sukses menggelar berbagai macam kegiatan seni rupa di Gorontalo, komunitas perupa Gorontalo dipilih untuk menjadi pilot project perdana program luar peta, yang digagas oleh RuangDalam Art House. Program luar peta sendiri, sengaja digagas untuk mengakomodir komunitas dan kelompok seni rupa, yang punya geliat dan gerakan di luar peta seni rupa nasional seperti, Yogyakarta, Bandung dan Bali.
“Kami memilih Komunitas Tupalo, untuk program perdana ini. Karena sejauh ini, kami melihat Tupalo punya geliat yang bagus, dengan menghelat berbagai kegiatan seni rupa dan budaya di kampung halamannya. Kegiatan mereka tidak hanya melibatkan seniman, tapi juga membuat masyarakat luas, dan elemen lain di luar seni rupa ikut berpartisipasi,” ungkap Direktur RuangDalam Art House, Titik Suprihatin, Minggu (20/06/21).
Pameran luar peta ini, Kata Titik, mulanya hendak digelar pada tahun 2020. Tapi tertunda karena pandemi Covid-19. Titik juga mengatakan, RuangDalam Art House juga akan berburu komunitas rupa, yang akan ditawarkan program luar peta. Sebagaimana hunting artist yang sejauh ini dilakukan.
Pameran yang digelar hingga 30 juni mendatang itu, dibuka oleh seniman sekaligus pemilik Sangkring Art Space Yogyakarta, Putu Sutawijaya. Dalam sambutannya, Putu sangat mengapresiasi hasil karya seniman perupa Gorontalo. Dia menawarkan kesempatan kepada seniman Gorontalo, untuk bisa menghelat pameran di Sangkring Art Space miliknya.
“Semangat teman-teman dari sudut Sulawesi ini, patut kita apresisasi. Secara pribadi saya juga berterimakasih kepada RuangDalam Art House, yang telah membawa teman-teman ini ke Yogyakarta. Mendekatkan kepada kantong-kantong kebudayaan,” ungkap Putu.
Putu juga mengatakan, seni rupa di Indonesia sangat diskriminatif. Dalam konstalasasi seni rupa, yang selalu dibicarakan hanyalah Jawa dan Bali. Hadirnya pameran ini, teman-teman Gorontalo menunjukkan dirinya, dan dengan proses iniliah kita bisa mengenal potensi seni rupa yang ada di luar Jawa dan Bali.
Perlu untuk diketahui, dalam pameran kali ini, seniman Gorontalo tidak hanya memamerkan lukisan, tapi juga memamerkan karya instalasi. Salah satu yang banyak mencuri perhatian adalah karya Halid Mustafa. Dia memajang potongan dan serpihan bangkai perahu dari Gorontalo, di dinding sepanjang enam meter. Serpihan itu dikumpulkn dari sepanjang pesisir pantai di Gorontalo, dan danau Limboto. Karya itu diberi judul ‘Roh Laut’.
Selain itu ada juga video art yang diperankan oleh Arnold Ahmad. Video yang berdurasi 8 menit itu bercerita tentang keintiman manusia dengan laut. Dalam salah satu adegannya, Arnold mandi dengan menyiramkan aneka ikan di sekujur tubuhnya.
Melalui kesempatan ini, seniman anggota Tupalo juga berkesempatan untuk mengunjungi museum seni kontemporer terkemuka, OHD Magelang. Menyambangi komunitas perupa Grabag, Jawa Tengah. Mengujungi serangkaian pameran seni di galeri seni terkemuka di Yogyakarta. Seperti Jogja Galeri, Kiniko dan Gajah Galeri. Tupalo juga berkesempatan untuk mengikuti program bulanan RuangDalam ‘Lemak Jenuh (Lejen),’ yakni menggambar dengan medium kertas. Seluruh rangkaian anjangsana ini dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. (Abin/Gopos)