GOPOS.ID, GORONTALO – Hati masyarakat muslim Gorontalo terluka. Itu setelah kasus penembakan brutal dan sadis yang terjadi di dua masjid yaitu Masjid Al Noor dan Masjid Linwood di Christchurch, Selandia Baru.
Kejadian yang dilaporkan terjadi pada Jumat (15/3) pukul 13:40 (waktu setempat) itu menaruh perhatian seluruh masyarakat muslim dunia. Tidak terkecuali di Gorontalo.
Anggota DPD RI Perwakilan Gorontalo, Abdurrahman Abubakar Bahmid yang mewakili suara masyarakat Gorontalo mengecam dan mengutuk perlakuan biadab pelaku penembakan tersebut. Menurutnya pelaku tidak hanya sekadar mengumbar peluru. Namun pelaku juga merekam aksi brutalnya dan mengunggahnya secara langsung melalui Facebook.
“Umat muslim Gorontalo marah, umat muslim Gorontalo mengecam aksi tersebut. Ini suatu kejahatan yang luar biasa. Hati umat muslim di seluruh dunia sakit dan menangis melihat ini,” kata pria yang akrab disapa Ustad Bahmid itu.
Baca juga : Penembakan di Masjid Selandia Baru Tewaskan Puluhan Muslim
Abdurrahman Abubakar Bahmid Sebagai wakil Gorontalo di DPD RI, yang juga Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta kepada pihak berwenang yang ada di Selandia Baru terutama Kedutaan Selandia Baru di Indonesia untuk serius terhadap kasus kemanusiaan ini. Bahkan pelaku harus dihukum mati akibat perbuatannya tersebut.
“Mereka (korban) hanya melaksanakan salat. Menjalankan perintah agama mereka. Tetapi mereka ditembak, meninggal. Semoga mereka husnul khotimah,” tutur Ustad Bahmid dengan nada geram serta serak duka.
Abdurrahman Abubakar Bahmid juga menghimbau kepada seluruh umat muslim Indonesia, dan Gorontalo pada khususnya untuk tidak membagikan video penembakan umat muslim di Selandia Baru tersebut.
“Karena akan berdampak psikologis kepada umat muslim disana. Tolong videonya jangan disebar. Cukup ini menjadi pelajaran bagi kita semua, kita doakan agar keluarga dan umat ini diberi ketabahan dengan peristiwa ini ,”papar Bahmid.
Seperti diberitakan sebelumnya, pelaku penembakan yang melakukan live lewat media sosial Facebook itu membawa senapan gentel dan senjata semiotomatis. Ia kemudian mulai menembak sejak dari luar pintu masjid. Selanjutnya, pelaku masuk ke dalam masjid dan menembaki satu per satu orang di dalamnya.
Tanpa kenal ampun, pelaku memberondong orang-orang di dalam masjid. Ketika amunisi habis, pelaku kembali mengisinya dan mengumbar peluru ke setiap yang bergerak.
Pelaku sepertinya memasang kamera di kepalanya yang tersambung dengan akunnya di Facebook. Aksi itu pun bisa dilihat secara langsung melalui livestreaming di media sosial.
Kepala Kepolisian Selandia Baru Komisaris Mike Bush mengkhawatirkan penyebaran video aksi penambakan itu melalui Facebook. “Ini tidak seharusnya ada di domain publik,” katanya seperti dikutip New Zealand Herald yang dilansir jpnn.com.
Menurutnya, ada korban jiwa dalam jumlah signifikan akibat peristiwa itu. “Ini sangat tragis,” katanya seperti dilansir jpnn.com
Namun, polisi belum mengidentifikasi para korban. “Karena lokasinya masih ditutup,” katanya.(andi/jpnn/gopos)