GOPOS.ID, KOTA GORONTALO – Angka kematian bayi di Gorontalo, mengalami peningkatan pada 2020. Ada banyak faktor yang menyebabkan angka kematian bayi ini meningkat. Sebagian besar penyebab kematian bayi adalah Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), Asfiksia, dan kelainan kongenital.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, dr. Yana Yanti Suleman. Saat memberi sambutan, pada pertemuan Koordinasi Teknis Pelaksanaan Orientasi Tata Laksana, penyebab terbanyak kematian bayi tingkat Provinsi. Pertemuan tersebut dilaksanakan Di Hotel Grand Q, Rabu (2/6/2021).
Baca Juga: Setiap Kamis DLH Pohuwato Menerima Pelayanan Sampah Tukar Sembako
Tahun 2016 sampai 2020, Angka Kematian Bayi/Infan Mortality Rate (IMR) berumur kurang dari 1 (satu) tahun. Yana mengatakan tahun 2017 sampai 2019, terjadi penurunan Angka Kematian Bayi (AKB). Adapun jumlah AKB tahun 2016 sebanyak 301, Tahun 2017 sebanyak 239, tahun 2018 AKB sebanyak 248, tahun 2019 ada 242, dan pada tahun 2020 jumlah AKB bertambah sebanyak 244.
“Jadi ketika kita melihat data, memang terjadi angka penurunan. Dari tahun 2017 Sampai 2019, Dan naik dua angka pada saat 2020,” kata Yana kepada awak media.
Selanjutnya, ia berharap banyaknya kasus kematian bayi baru lahir, harus menjadi perhatian semua pihak. Bukan hanya dari kalangan Dokter, Tim Medis maupun Pemerintah saja. Tapi juga perlu dukungan dari masyarakat baik dari ibu hamil, suami hingga keluarganya. Dirinya juga mengaku tidak terlalu menyoroti anggka serta penyebab kematian. Namun, menurutnya yang perlu diperhatikan adalah solusi untuk menekan angka AKB.
“Saya tidak terlalu menyoroti itu. Yang saya soroti adalah ketika diidentifikasi semua penyebab (kematian) kita cari, dan harus cari solusi. Minimal ada penurunan,” tutupnya. (Sari/gopos).