GOPOS.ID, KWANDANG – Tradisi budaya Goronto malam pasang lampu atau yang dikenal dengan sebutan Tumbilotohe. Menjadi suatu keharusan yang dilakukan oleh setiap warga Gorontalo di penghujung ramdahan atau hari ketiga menjelang hari Raya Idul Fitri.
Tumbilotohe adalah tradisi terun-temurun. Meski dalam kondisi apapun, bahkan dimasa pandemi Covid-19 tetap dilaksanakan. Begitulah yang dilakukan Dinas Pendidikan Kabupaten Gorontalo Utara.
Seperti diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan, Gorontalo Utara, Irwan A. Usman, bahwa tradisi malam pasang lampu atau sering disebut tumbilotohe. Selalu dilaksanakan menjelang pelaksanaan hari Raya Idul Fitri.
Maka kata Irwan, dalam hal ini dinas pendidikan tetap merayakan budaya tersebut dengan memasang lampu di seputaran kantor dinas pendidikan. Sebagai wujud menghormati budaya Gorontalo.
“Kami dinas pendidikan tetap menghormati budaya itu. Dalam artian, kita merupakan sebuah institusi yang seharusnya melestarikan budaya tersebut meski dalam masa pandemi Covid-19,” ungkap Irwan.
Irwan mengatakan dimasa pandemi covid-19 ini, tetap mengindahkan imbauan pemerintah untuk tidak melakukan kerumunan pada saat perayaan tumbilotohe. Kerumunan pun akan terjadi apabila tumbilotohe dilakukan dalam bentuk featival seperti tahun lalu sebelum masa pandemi.
Oleh sebab itu, khusus dinas pendidikan tetap melestarikan budaya tersebut dengan memasang lampu sebanyak 150 botol di seputaran halaman kantor. Meski itu tidak dilaksanakan dalam bentuk festival.
“Kami tetap melakukan pemasangan lampu dan arkus yang merupakan cerminan budaya Gorontalo. Ini memberikan isyarat bahwa, dinas pendidikan meski dalam masa pandemi tetap mengindahkan imbauan pemerintah. Namun tetap mempertahankan budaya Gorontalo yang sudah menjadi tradisi menjelang hari raya,” kata Irwan.
Ia pun mengakuinya, meski perayaan tumbilotohe telah bergeser dari perayaan-perayaan sebelumnnya yang hanya menggunakan minyak kelapa dalam kata lain warga Goronto yaitu Tohe Tutu. Namun nilai-nilai story dari tradisi tumbilotohe akan tetap terus ada.
“Adapun yang kami lakukan dalam mempertahankan tradisi budaya Gorontalo. Tidak lain adalah memberikan edukasi ke masyarakat, disamping mengindahkan imbauan pemerintah yang ada. Alhamdulillah semalam, di dinas pendidikan meski tidak ada pengunjung, hanya sekedar lewat. Tetap kita lakukan tradisi itu,” terangnya.
Terakhir dia mengimbau seluruh masyarakat harus memiliki peran, bagaiman tetap mempertahankan budaya Gorontalo yang turun temurun. Akan tetapi dengan mengedepankan imbauan pemerintah dalam menjaga protokol kesehatan.
“Dengan begitu, budaya tetap jalan dan penekanan terhadap penyebaran covid 19, pun tetap berjalan sesuai ketentuan yang berlaku,” tutup Irwan. (isno/gopos)