GOPOS.ID, GORONTALO – Menjelang peringatan tradisi Pasang Lampu atau ‘Tumbilotohe‘, penjual lampu tradisional atau lampu botol mulai menjamur di Kota Gorontalo. Seiring dengan itu, penjualan lampu botol diharapkan bisa kembali ramai.
Harapan tersebut disampaikan para penjual lampu botol. Mereka berharap, penjualan lampu botol tahun ini bisa kembali ramai tidak seperti tahun 2020. Di tahun kemarin, akibat pandemi covid-19 dan pelarangan festival ‘Tumbilotohe’ oleh pemerintah berdampak pada pendapatan para penjual lampu tradisional.
Pantauan gopos.id, lampu yang dibuat dari botol minuman dan sumbu lampu yang dikolaborasikan dengan minyak tanah atau solar tersebut mulai dijual di beberapa ruas jalan di Kota Gorontalo dan pasar-pasar tradisional. Puncak peringatan tradisi ‘Tumbilotohe’ di Gorontalo dirayakan pada malam 27 Ramadan atau malam yang diyakini tempat nuzululquran (turunnya alquran).
Ance Dama (55) salah satu penjual lampu di Ruas Jalan Samratulangi, Kelurahan Limba UI Kecamatan Kota Selatan menjual ribuan lampu botol. Kepada gopos.id, Ance mengaku menjual 15.000 lampu botol.
“Yang terjual baru sekitar 1.000 lampu botol. Biasanya banyak pembeli asal Pohuwato dan Gorontalo Utara dalam bentuk borongan atau jumlah banyak,” ungkap Ance, Kamis (29/4/2021).
Ance mengatakan, dirinya sudah 35 tahun menjual lampu botol sebagai pekerjaan samping saat menyambut ‘Tumbilotohe’. Keseharian Ance merupakan seorang tukang sol sepatu.
Penjual lainnya, Hasna mengatakan, pandemi covid-19 berdampak pada penjual lampu botol di tahun 2020 kemarin. Sebab pemerintah memperketat pelarangan perayaan pasang lampu.
“Kita liat tahun ini, diperkirakan juga pendapatan masih menurun dari penjualan lampu botol. Karena tahun ini kembali ada pelarangan perayaan ‘Tumbilotohe’ seperti perlombaannya itu ditiadakan,” ungkap Hasna.
Ance dan Hasna mengkau telah mengumpulkan botol-botol bekas minuman dan membuat sumbu lampu jauh sebelum Ramadan tiba. Mereka berharap, lampu botol milik mereka bisa habis terjual. (muhajir/gopos)