GOPOS.ID, GORONTALO – Larangan mudik oleh pemerintah pusat berimbas terhadap pendapatan Sopir PO antar Sulawesi. Mereka yang bergantung hidupnya dari hasil menyewa jasa angkut penumpang dari Gorontalo ke beberapa wilayah di luar Gorontalo mengaku merugi jutaan rupiah akibat larangan mudik tersebut.
Suprianto salah satu supir antar provinsi Gorontalo dan Sulawesi Utara mengaku larangan mudik sangat berdampak terhadap penghasilan jelang lebaran Idul Fitri 1442 H.
Biasanya H-7 lebaran jumlah arus penumpang meningkat 100 persen dibandingkan di hari-hari biasanya. Sebab masyarakat perantau dari wilayah Sulawesi Utara akan pulang ke Gorontalo atau sebaliknya.
“Jika hari biasa kami hanya ada 3-4 penumpang. Biasanya saat H-7 sampai H+7 lebaran jumlah penumpang itu banyak sekali. Bahkan dalam sehari kami bisa dua kali bolak balik untuk mengantar penumpang ke wilayah Bolaang Mongodow atau Kota Kotamobagu,” ucap Supri.
Hal senada juga dikatakan Usman, menurutnya di momen lebaran ini seharusnya menjadi puncak mereka mengais rezeki usai dihantam pandemi covid-19 selama setahun.
Sebab jika di hari-hari biasanya jumlah penumpang tidak sebanyak jumlah penumpang di momen jelang lebaran atau pasca lebaran.
“Kemarin saja, sebelum puasa kami kesulitan mendapatkan penumpang. Bahkan kami hanya untuk mencari Rp100ribu berani untuk narik dengan membawa satu atau dua penumpang. Karena ada keluarga kami yang harus diberi makan,” paparnya.
Tetapi dengan kebijakan larangan mudik tersebut. Pendapat para supir PO yang diprediksi bisa Rp800ribu-Rp1juta perhari harus lenyap begitu saja.
Baca juga: Bantuan Sembako Diharapkan Bisa Ringankan Beban Sopir PO dan Awak Bus
“Misalnya ada warga dari Kotamobagu atau Bolmong mau belanja di Gorontalo. Kita biasa di carter atau dirental. Kalau bolak balik bisa disewa Rp 1,5juta sampai Rp 1,8juta. Yah, kami mau lah. Itu pendapatan terbesar kami,” sambungnya.
Namun kini di momen lebaran ini Supri bersama rekan-rekan supir PO lainnya harus gigit jari. Selain tidak ada kompensasi untuk menutupi kerugian tersebut. Kebutuhan keluarga lainnya di bulan ramadan sulit untuk mereka penuhi.
“So boleh tahun lalu kami sulit. Tahun ini tambah sulit lagi,” beber Supri dengan nada pasrah.
Sementara pemerintah provinsi Gorontalo sendiri akan memberi kompensasi kepada para supir angkutan maupun PO antar Sulawesi dengan paket bantuan sembako. Diharapkan bantuan sembako tersebut dapat mengurangi beban dari para supir yang terdampak dari kebijakan larangan mudik tersebut. (adm-01gopos)