GOPOS.ID, GORONTALO – Millenial Cinta Budaya Chapter Gorontalo (MCBC-G) merasa kecewa ditiadakannya festival tumbilotohe dan perayaan hari ketupat di Gorontalo.
Sekretaris Jendral MCBC-Gorontalo, Ilham Gobel, S.HI mengungkapkan, pelaksanan tumbilotohe dan ketupat ini merupakan salah satu budaya yang sudah turun-temurun dilakukan di Serambih Madinah. menurutnya, tumbilotohe dan ketupat ini merupakan bentuk rasa syukur masyarakat dalam menjalani bulan suci ramadhan tersebut.
“Kalau ini ditiadakan. Sama saja kita menghapus nilai-nilai budaya yang ada di daerah Gorontalo tercinta ini,” ungkap Ilham Gobel kepada Gopos.id, Jumat (23/4/2021).
Penyanyi lokal lagu Magadir itu menjelaskan, perkara Covid-19 yang melanda daerah Gorontalo ini tak seharusnya dikaitkan dengan Festival Tumbilotohe dan Perayaan hari ketupat. Sebab hal ini, kata Ilham, tidak relavan dengan nilai-nilai budaya yang ada di Provinsi Gorontalo ini.
“Bagi saya persoalan Covid-19 ini sudah menjadi masalah global. Ini bukan menjadi tolak ukur dalam mengorbankan nilai budaya, apalagi sudah menjadi dalil untuk meniadakan segala bentuk kebudayaan di Gorontalo,” ujar Ilham Gobel.
Seharusnya kata Ilham, Pemerintah dapat memberikan solusi, bukan justru memberikan kebijakan yang bermakna pelarangan. Sangat jelas ini merugikan nilai-nilai budaya yang ada di Gorontalo.
“Apalagi festival Tumbilotohe dan Ketupat ini sudah menjadi icon Gorontalo. Mestinya pemerintah harus menjaga dan mendukung upaya pelestarian budaya di Gorontalo ini,” kata Ilham Gobel.
Mahasiswa Hukum Pasca Sarjana IAIN Gorontalo itu mengingatkan, bahwa budaya merupakan identitas daerah yang harus dipertahankan selama itu tidak bertentangan dengan agama.
“Bukan dihilangkan hanya karena pandemi. Sehingga menurut saya tidak tepat Pemerintah Meniadakan festival Tumbilotohe dan Ketupat ini, tetapi sebaiknya mengizinkan dengan membatasi kerumunan dan menjaga protkes,” tandasnya. (Ramlan/gopos)