GOPOS.ID, GORONTALO – Pemerintah Kota Gorontalo mengeluhkan sampai dengan saat ini dana insentif Covid-19 untuk tenaga kesehatan (Nakes) di Rumah Sakit Umum Daerah Aloei Saboe (RSAS) Kota Gorontalo belum dibayarkan oleh Kementerian Kesehatan.
Insentif sebesar Rp 5,4 miliar itu merupakan akumulasi dari klaim penanganan Covid-19 sejak Agustus hingga Desember 2020.
Sekretaris Daerah Kota Gorontalo, Ismail Madjid mengungkapkan dana insentif Covid-19 yang diperuntukan untuk Nakes di RSUD Aloei Saboe itu hingga saat ini belum terealisasi atau belum terbayarkan oleh Kementerian Kesehatan.
“Mudah-mudahan ini kedepan melalui Pemprov Gorontalo dan juga Kakanwil Keuangan bisa mendorong Kemenkes untuk dapat merealisaikan dana insentif tersebut. Sebab RSUD Aloei Saboe ini adalah Rumah Sakit rujukan yang menangani covid-19,” ungkap Ismail Madjid saat mengikuti Vidcon Evaluasi Anggaran Triwulan 1 tingkat Provinsi Gorontalo, Selasa (20/4/2021).
Menurutnya tenaga kesehatan di RSAS juga sering kali mempertanyakan insentif covid-19 mereka tersebut.
“Kasihan mereka (nakes) sudah bekerja. Sementara hak mereka sejak Agustus saja belum terbayarkan. Kami pemerintah kota Gorontalo jadi bulan-bulanan nakes,” sambungnya.
Selain dana insentif Nakes. Ismail Madjid juga mengeluhkan terkait keterlambatan pengadaan alat kesehatan yang ada di rumah Sakit Otanaha, RSAS, serta di Dinas Kesehatan Kota Gorontalo.
Dia mengatakan, untuk alat-alat kesehatan yang dibutuhkan ini diharapkan secepatnya akan direalisasikan. Sehingga bisa membantu pelayanan kesehatan masyarakat Kota Gorontalo di masa mendatang.
“Keluhan kami yang terakhir terkait Pasar Sentral. Mereka dari pihak Balai Cipta Karya ini sangat berharap adanya proses percepatan. Sebab jika tidak, takutnya ada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi baik dari pedagang maupun dari masyarakat,” tandasnya. (Ramlan/gopos)