GOPOS.ID KOTA GORONTALO – Sebanyak 400 tenaga kesehatan di Provinsi Gorontalo dilatih pencegahan dan pengendalian Human Immunodeficiency Virus (HIV) Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), Senin (15/2/2021) di Grand Q Hotel, Kota Gorontalo.
Tenaga kesehatan yang dilatih tersebut gabungan dari profesi dokter, perawat, farmasi, laboratorium, pencatatan dan pelaporan. Mereka dilatih akses test HIV/AIDS.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo dr. Yana Yanti Suleman mengungkapkan, akses test HIV/AIDS harus dibuka seluas-luasnya agar bisa menekan jumlah pasian yang tertular. Serta pengobatan pasien yang didiagnosa menderita HIV/AIDS tidak terhambat.
dr. Yani mengatakan, ada 3 rencana aksi Nasional pengendalian HIV/AIDS. Pertama Zero new HIV infections (menurunkan hingga meniadakan infeksi HIV baru), yang kedua ialah Zero AIDS- related deatsg (menurunkan hingga meniadakan kematian yang disebabkan oleh keadaan berkaitan dengan AIDS) dan yang terakhir adalah Zero discrimination (meniadakan diskriminasi terhadap Orang Dengan HIV/AIDS ODHA). Zero yang menjadi program Kementerian Kesehatan untuk menuju eliminasi three zero 2030.
“Eliminasi three Zero itu, 90% populasi kunci tahu status HIVnya, 90% Orang dengan HIV/AIDS (ODHA), Minum antiretroviral (ARV) dan yang terakhir adalah 90% ODHA yang Minum ARV dan ditest Viral Load,” ungkap dr. Yani saat membuka kegiatan orientasi test dan layanan ARV, pencegahan dan pengendalian HIV AIDS provinsi Gorontalo tahun 2021 Di Grand Q Hotel, Senin (15/2/2021).
Dinas Kesehatan melatih 400 tenaga kesehatan. Namun bukan hanya itu, Yana Yanti meminta agar seluruh lintas program dan lintas sektor biasa bekerja sama untuk mengurangi, mencegah dan mengendalikan pasien yang didiagnosa menderita HIV/AIDS.
“Kita perlu adakan langkah strategis dan kumulatif. Ini memang berat, tapi akan lebih mudah ketika kita bersatu,” tutupnya. (Sari/gopos)