GOPOS.ID, LIMBOTO – Bijak dan bukan orang yang ambisius. Begitulah Nelson Pomalingo di mata masyarakat Kabupaten Gorontalo.
Tokoh masyarakat Kabupaten Gorontalo, Helmi Hippy, mengatakan kontestasi demokrasi merupakan hal yang biasa seorang profesor Nelson Pomalingo. Tidak ada sesuatu yang luar biasa bagi Nelson Pomalingo.
“Beliau bukan orang yang ngotot-ngototan seperti orang lain, jika ingin meraih sesuatu. Bahkan kami menilainya sebagai sosok yang tidak ambisius,” ujar Helmi yang juga Ketua Yayasan Payulimo.
Helmi mencontohkan, pada proses demokrasi yang pernah terjadi di awal Provinsi Gorontalo, Nelson Pomalingo termasuk salah satu calon gubernur. Hasil pemilihan mantan Rektor UNG itu kalah. Tetapi Nelson tidak ngotot karena memberikan ruang kepada orang-orang yang punya kapasitas serta keinginan dalam membangun Gorontalo.
“Saat itu dirinya tidak menandatangani gugatan atau bahkan diminta untuk menandatangani proses gugatan di Mahkamah konstitusi, ” jelas Helmi
Helmi menegaskan, Nelson bisa menggunakan kapasitasnya sebagai Bupati, untuk mengintimidasi ASN agar melakukan kecurangan untuk kemenangan dirinya.
“Tapi ini terbalik. Bahkan di saat pilkada tak ada instruksi atau semacamnya. Beliau tak ada perintah apapun kepada SKPD atau siapapun,” tegas Helmi.
Senada dengan Helmi, Adam Kasim, tokoh masyarakat lainnya. Ia menilai, Nelson adalah sosok yang bijaksana dalam berpikir.
“Sehingga bagi kami sosok ini layak memimpin daerah karena bukan orang ambisius,” terang Adam Kasim.
Sementara itu Tokoh Pemuda Bongomeme, Edi Nurkamiden, menegaskan Nelson Pomalingo adalah orang yang selalu menghormati proses regulasi.
“Beliau (Nelson) selalu mengingatkan untuk tidak melakukan tindakan-tindakan yang dapat merusak tatanan demokrasi. Karena tujuan ‘sang profesor’ hanya mau untuk membangun daerah bukan untuk merusak daerah,” tandas Edi. (Putra/rls/gopos).