GOPOS.ID, GORONTALO – Kisah mistis otajin yang berada tidak jauh dari Pantai Minanga di Kecamatan Atinggola, Kabupaten Gorontalo Utara (Gorut) diminta jadi paket wisata.
Gubernur Gorontalo Rusli Habibie menilai dua lokasi ini harus ditata dan terintegrasi untuk menarik minat wisatawan lokal dan mancanegara.
“Tahun ini jika anggaran kita dari program PEN disetujji maka kita tata akaes masuk. Kita perlebaran jalan masuknya termasuk di Otajin. Jadi nanti pengunjung pantai berhenti di Otajin sebelum menikmati pantai,” kata Gubernur Rusli saat menggelar pertemuan dengan unsur forkopimda dan Bupati Gorontalo Utara Indra Yasin, Sabtu (16/1/2021) bertempat di Pantai Minanga.
Rusli menilai situs otajin layak dijual karena memiliki kisah mistis dengan keunikan batu alam yang tidak ditemui di daerah lain. Otajin berasal dari bahasa Gorontalo “ota lo jin” yang berarti benteng istana jin.
Otajin berbentuk gua dari bebatuan stalaktit yang runcing dan berlubang lancip. Pohon beringin raksasa tumbuh di antara bebatuan menambah kesan angker situs otajin.
Uniknya lagi, bongkahan batu itu berdiri kokoh di antara hamparan sawah. Masyarakat meyakin tempat itu angker. Di dalam gua yang sempit terdapat batu yang mirip singgasana yang diyakini warga sebagai tempat duduk raja jin.
Ada tiga opsi yang diajukan Gubernur Rusli untuk pengelolaan destinasi wisata itu. Pertama dikelola bersama antara pemkab dan pemprov. Alternatif lainnya dikelola oleh swasta murni dan terakhir oleh BUMDES dengan melibatkan warga sekitar.
“Kalau masyarakat ingin BUMDES kelola fasilitas wisata ini, silahkan. Pak Bupati nanti bikin konsepnya dan masyarakat di sekitar sini wajib mematuhi. Pemprov siap membantu dalam hal fasilitas penunjang,” imbuhnya.
Baca juga: 258 Pejabat Pemprov Gorontalo Dimutasi, Pelantikan Secara Virtual
Selain kisah mistis otajin yang diyakini sebagai benteng istana jin, pantai Minanga konon memiliki khasiat menyembuhkan berbagai penyakit. Mulai dari penyakit kulit hingga kelumpuhan.
Pantai Minanga juga menggelar ajang tahunan mandi Safar setiap memasuki bulan kedua tahun Hijriyah yang diyakini warga bisa menolak bala.
“Ada oma-oma yang datang bersama keluarga lalu mandi di sini. Tadinya dia dibawa dengan kursi roda, tapi selesai mandi sudah bisa berjalan tertatih-tatih,” kisah Ratna Lakoro, salah satu penjual makanan di sekitar pantai.
Pantai Minanga memiliki panjang pantai 2,6 KM dimulai dari muara sungai Andagile hingga tanjung pantai. Selain air lautnya yang biru, lebar luasan pasir putih dari daratan hingga bibir pantai mencapai 50 meter.
Pihak desa melalui BUMDES bekerjasama dengan Pokdarwis sudah menata Pantai Minanga dengan spot spot swafoto yang istagramable. Dengan karcis masuk Rp2.000 dan harga cottage Rp100.000 warga bisa bersantai sambil mandi di pantai. (rls/adm-01/gopos)