GOPOS.ID, GORONTALO – Himpunan Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Alaska, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Gorontalo (UNG), angkat bicara soal kasus pemukulan dosen Fakultas Hukum, Zulfikar Sarson, di depan sekretariat Mapala Alaska UNG, Ahad (29/11/2020) malam.
Ketua Mapala Alaska UNG, Septianti Puti, menyebut pemukulan terhadap dosen Zulfikar Sarson terjadi setelah sang dosen terlebih dahulu memukul senior mereka. Menurut Septiani, saat kedua senior mereka tiba di depan sekretariat, sang dosen langsung menghampiri dan memukul.
“Senior kami itu baru sampai dan belum sempat turun dari kendaraannya. Tiba-tiba langsung ditarik di bajunya dan didorong sampai jatuh terus dilakukan pemukulan,” ujar Septianti sambil memperagakan aksi dosen.
Septianti mengatakan, awalnya senior mereka tersebut tidak melakukan perlawanan. Namun karena terus dipukul oleh maka senior mereka melawan dan memukuli dosen tersebut.
“Senior kita itu sempat memohon maaf kepada dosen tersebut atas tingkah laku mereka yang menyinggung,” ucap Septianti.
Anggota Mapala Alaska lainnya Aan Yetno juga menyayangkan pemberitaan yang beredar bahwa dosen tersebut dipukul oleh 5 orang mahasiswa.
“Yang memukul Dosen tersebut hanya 2 orang tanpa ada ikut campur dari teman-teman lain sebagai anggota organisasi. Mereka itu sudah lulus dari kampus hanya menjadi anggota sekaligus senior kita di organisasi,” jelas Aan.
Aan menambahkan, agar tidak terjadi kekecauan yang tidak diinginkan, para anggota Mapala Alaska diperintahkan oleh senior tersebut agar bubar dari lokasi kejadian.(Indra/gopos)