GOPOS.ID, KAB. MALANG – Pertunjukan Kayang Kulit semalam suntuk, meriahkan puncak peringatan hari jadi Kabupaten Malang ke-1.260 tahun. Pagelaran seni tradisional itu, berlangsung di Museum Singhasari Malang, Sabtu (28/11/2020) malam.
Berbeda dengan tahun sebelumnya, tahun ini, pagelaran wayang kulit tanpa penonton. Masyarakat Malang raya hanya bisa mengikuti acara tersebut melalui Chanel UBTV. Selain itu, masyarakat juga bisa menonton secara streaming atau melalui chanel Youtube Diskominfo Kabupaten Malang.
Penjabat sementara (Pjs) Bupati Malang, Sjaichul Ghulam, mengatakan, pagelaran Wayang Kulit sengaja dilakukan secara virtual. Mengingat saat ini masih dalam masa pandemi Covid-19.
Meski demikian, acara tersebut masih ada sisi positifnya. Sebab, masyarakat luas lebih mudah untuk mengakses dan menonton, baik melalui siaran streaming maupun Youtube, kata Ghulam.
Menurutnya, seni dan budaya, termasuk wayang kulit semakin digemari generasi muda. Oleh karena itu, ia berharap seni dan budaya ini akan lebih populer. Terlebih Wayang Kulit.
Sebab, pada 2003 lalu, Wayang Kulit telah ditetapkan sebagai salah satu warisan budaya dunia yang berasal dari indonesia, demikian tandas Ghulam.
Pergelaran Wayang Kulit kali ini, berlakon ‘Wahyu Tirto Asih’. Dalang, Ki Setiyo Wahyudi, asal Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang.
Seni tradisional tersebut, Mengisahkan tentang Bima, setelah mandita di pertapaan Argakaelasa, menuntaskan kewajiban dari sang Brahmana.
Tampak hadir, Sekda Kabupaten Malang, Wahyu Hidayat, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Made Arya Wedanthara dan perwakilan Forkompinda Kabupaten Malang. (asral/gopos)