GOPOS.ID, PULUBALA – Dukungan demi dukungan terus mengalir untuk calon pasangan Bupati-Wakil Bupati Gorontalo, Nelson Pomalingo dan Hendra Hemeto. Sambutan hangat datang dari masyarakat Desa Bakti kecamatan Pulubala yang siap berjuang untuk memenangkan pasangan NDH tersebut. Yel-yel hidup nomor 2 bergema di Desa Bakti, begitu Nelson Pomalingo tiba di lokasi kampanye.
Melihat sambutan masyarakat yang demikian antusias, Nelson Pomalingo menebar senyum hormat dan melambaikan tangan memberi salam 2 jari yang dibalas dengan yel-yel hidup nomor 2.
Pada kesempatan itu, Nelson menyampaikan program kerja, visi dan misi Nelson-Hendra seraya mengungkap sekilas capaian pemerintahannya pada periode pertama.
Sementara itu, salah seorang warga yang ikut dalam kampanye itu mengungkapkan bahwa di setiap perhelatan Pilkada selama kurang lebih 3 kali. Yakni dari 2005, 2010, 2015, Desa Bakti memang menjadi lumbung suara salah seorang pasangan calon yang nota bene putra desa Bakti.
Namun pada Pilkada kali ini menurutnya, zaman sudah berubah. Sudah muncul kalangan anak muda terdidik dan masyarakat yang sadar bahwa memilih pemimpin itu harus menggunakan rasionalitas bukan semata-mata karena ikatan emosional.
Menurtunya, saat Nelson memimpin Kabupaten Gorontalo pada periode pertama, daerahnya mengalami perubahan yang cukup membanggakan.
Ia mencontohkan saat Nelson memimpin Kabupaten Gorontalo. Di kecamatan Pulubala menjadi pusat industri dengan berdirinya perusahaan-perusahaan multinasional. Bahkan sudah ada yang beroperasi.
“Di zaman Pak Nelson. Di Pulubala sekarang so ada perusahaan yang badiri dan beroperasi sekitar 4 perusahaan besar. Malah sekarang ada yang sementara dibangun lagi,” jelasnya.
Diakui atau tidak diakui, fakta menunjukkan bahwa Kabupaten Gorontalo di era Nelson banyak perubahan dan mengalami kemajuan.
Hanya saja karena faktor politik, hasil kerja pemerintah selalu dipungkiri oleh lawan-lawan politiknya.
“Masyarakat so pintar, so mangarti ini deng politik. Torang so tau mana yang berprestasi mana yang baru bo ba janji-janji” paparnya.
“Tidak boleh cumu nama ini, mangarti jow, tidak enak, soalnya,” pintanya diakhir penyampaian tersebut. (fitri/gopos)