GOPOS.ID, GORONTALO – Seluruh pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) mendapatkan pelatihan keahlian profesi dari Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan UKM, di Gedung Lokal Latihan Kerja (LKK) UKM Kota Gorontalo, Selasa (17/11/2020).
Dalam pelatihan yang berlangsung selama 20 hari ini, para pelaku usaha yang terdiri dari pengelolah hasil pertanian, pembuat kue, penjahit, penjual makanan, londri, bengkel las, pencucian ac, pembuat batako, tata rias hingga perbaikan listrik ditargetkan agar bisa memproduksi berbagai macam barang dan jasa yang akan menghasilkan penguatan ekonomi masyarakat.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan UKM Kota Gorontalo, Nixon Rachman mengungkapkan bahwa kegiatan LLK ini merupakan pemberdayaan bagi pelaku UKM.
Data yang di miliki oleh Pemerintah Kota Gorontalo terdapat 6850 tenaga kerja di Kota Gorontalo, yang harus memiliki pekerjaan.
“Jadi, seluruh tenaga kerja ini kita akan aktifkan kembali meskipun masa pandemi belum berakhir. Sekarang, sebagaian besar tenaga kerja sudah aktif bekerja kembali,” Ujarnya.
Selain itu, Wali Kota Gorontalo, Marten Taha menambahkan bahwa pelatihan ini dilaksanakan agar masyarakat ini bisa prouktif. Angkatan kerja di Kota Gorontalo yang terus bertambah, membuat pemerintah harus menyelenggarakan berbagai pelatihan dan juga menyalurkan sarana dan prasarana untuk mengembangkan skill dari para pekerja.
“Kalau tidak diterima oleh perusahaan lain, maka bisa membuka usaha sendiri. Kami berikan sarana prasarana agar tetap bisa bekerja. Ini akan membuat ekonomi di Kota Gorontalo bisa terus berkembangan di segala sektor usaha,” jelas Marten.
Dalam kegiatan ini, Pemerintah Kota Gorontalo telah menyalurkan bantuan berupa pembuatan kue, kebutuhan londri, mesin cuci, mesin jahit, kompressor dan seluruh
sarana usaha yang dibutuhkan oleh UKM. Pelatihan ini merupakan sebuah upaya pemulihan ekonomi dimasa pendemi.
“Jadi, bukan hanya menerima bantuan. UKM juga bisa membuka peluang usaha bagi orang lain agar bisa bekerja bersama. Sehingga adanya sekempatan kerja bagi
tenaga kerja penganggur dan setengah penganggur untuk pembangun dan menggerakan ekonomi daerah melalui produktivitas,” tutup Marten. (Aldy/gopos)