GOPOS.ID, GORONTALO – Universitas Negeri Gorontalo (UNG) terus ikut andil dalam mendorong kemajuan daerah dan kesejahteraan rakyat. Kebijakan itu antara lain dilaksanakan melalui program dukungan dan bantuan pengembangan sapi potong di Desa Timbuolo Tengah, Kecamatan Botupingge, Kabupaten Bone Bolango.
Program bantuan pengembangan sapi potong ini dilaksanakan oleh Tim Dosen Pengabdian UNG yang terdiri Dr. Muhammad Sayuti, S.Pt., M.Si; drh. Tri Ananda Erwin Nugroho, M.Sc, serta Dr. Laode Sahara, S.Pt., M.Si. Sasarannya adalah kelompok tani ternak yang ada di Desa Timbuolo Tengah, Kecamatan Botupingge, Kabupaten Bone Bolango.
Adapun kegiatan yang dilaksanakan meliputi pendampingan manajaemen pemeliharan sapi, perbaikan sarana dan prasarana kandang, pengembangan kebun hijauan pakan sapi, pelayanan kesehatan dan reproduksi sapi, serta penanganan limbah kotoran sapi.
Muhammad Sayuti menjelaskan, kegiatan pendampingan manajemen pemeliharaan sapi ini meliputi manajemen pakan, kesehatan, sanitasi lingkungan, pemuliaan dan pencatatan (recording) serta reproduksi.
“Untuk perbaikan sarana dan prasarana kandang dilakukan perbaikan kandang, penyediaan peralatan penunjang di dalam kandang, dan ketersediaan air minum yang baik,” ujar Muhammad Sayuti.
Selanjutnya dalam kegiatan pengembangan kebun hijauan pakan sapi, tim melakukan penanaman rumput gajah dan perawatan kebun hijauan pakan. Begitu pula pada pelayanan kesehatan dan repoduksi. Tim melakukan pemeriksaan dan pengobatan serta sinkronisasi birahi dan Inseminasi Buatan (IB) pada ternak sapi milik kelompok tani ternak di Desa Timbuolo Tengah.
“Untuk penanganan limbah kotoran sapi dilakukan pembuatan instalasi limbah kotoran sapi. Kemudian pengolahan kotoran sapi menjadi pupuk organik,” ungkap Muhammad Sayuti.
Kegiatan yang dilaksanakan tim dosen pengabdian UNG memberikan dampak signifikan terhadap pemeliharaan ternak oleh kelompok tani ternak di Timbuolo Tengah. Seperti pola pemeliharaan yang sebelumnya secara tradisional (dilepas begitu saja), kini sudah dipelihara secara dikandangkan.
Ketersediaan pakan hijau juga memadai dengan adanya kebun hijauan pakan. Begitu pula efisien produksi mengalami peningkatan seiring diterapkan pelayanan kesehatan dan repoduksi.
Di sisi lain, masalah limbah kotoran sapi yang sebelumnya belum terperhatikan, kini sudah semakin baik. Limbah kotoran sapi diolah menjadi pupuk organik.(adm-02/gopos)