GOPOS.ID, GORONTALO – Keterlibatan mahasiswa jurusan kebidanan maupun keperawatan sangat penting dalam menjalankan program pendampingan ibu hamil yang digagas dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo. Khususnya bagi ibu hamil beresiko.
Program ini dinilai sangat ampuh untuk menekan angka kematian ibu-bayi yang sejak beberapa tahun ini terus menurun.
Tahun ini, melalui Seksi Kesehatan Keluarga, Pengendalian Penduduk, KB dan Gizi, Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, sebanyak 506 mahasiswa di jurusan kebidanan maupun keperawatan dari Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kemenkes Gorontalo, Universitas Negeri Gorontalo (UNG) dan Universitas Muhamadiyah Gorontalo (UMG) dilibatkan dalam program pendampingan ini.
Kepala Seksi Kesehatan Keluarga, Pengendalian Penduduk, KB dan Gizi Syafiin S. Napu mengungkapkan bahwa nantinya mahasiswa di tiga perguruan tinggi tersebut akan menempati lokus di Kabupaten Gorontalo, Kota Gorontalo dan Kabupaten Bone Bolango untuk program pendampingan.
“Selain mahasiswa, program pendampingan ibu hamil beresiko ini kita melibatkan dasawisma, dan organisasi kemasyarakatan. Program ini tujuannya untuk menurutkan AKI dan AKB di provinsi Gorontalo,” kata pria yang akrab disapa Apin itu saat pembekalan 128 mahasiswa Poltekkes Kemenkes Gorontalo di Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo.
Lanjut dikatakan Apin bahwa tiga lokasi yang diambil tersebut sesuai dengan lokasi kampus dari masing-masing mahasiswa.
Baca juga :Izin Operasional Keluar, RSUD Ainun Habibie Kini Bertipe C
“Jadi kalau UNG kita fokuskan di Kota, sebanyak 128 mahasiswa keperawatan UNG kita libatkan, kalau Poltekkes di Bone Bolango dengan 128 mahasiswa kebidanan. Begitu pula di UMG sebanyak 250 mahasiswa kebidanan untuk wilayah kabupaten Gorontalo. Sehingga mudah dijangkau mahasiswa yang kebetulan berdekatan dengan kampus mereka,” sambung Apin.
Sementara untuk kabupaten Boalemo dan Pohuwato akan melibatkan kelompok dasawisma atau kelompok pengajian Al-Hidayah, maupun kader yang ada di wilayah tersebut.
“Untuk Gorontalo Utara kita bekerjasama dengan dasawisma/PKK. Program ini sudah diselenggarakan selama dua tahun berjalan 2017 dan sekarang terus dilanjutkan. Ini program bapak Gubernur Rusli Habibie untuk menurunkan AKI-AKB. Alhamdulilah setiap tahunnya mengalami penurunan yang cukup drastis. Di 2016 terjadi 61 kasus kematian ibu, ketika kita lakukan pendampingan 2017 terjadi penurunan menjadi 44 kasus kematian. Di tahun 2018, jumlah kematian ibu menurun lagi menjadi 30 kasus,” tandasnya. (ndi/gopos)