Dulu fungsinya hanya sebagai penampung air untuk lahan pertanian. Kini selain menampung air, Embung Hutadaa menawarkan panorama yang menarik. Terutama kala sore hari saat mentari beranjak menuju ufuk Barat.
Rivaldi Hapili, Telaga Jaya
Mengisi akhir pekan atau waktu luar dengan berkunjung ke tempat wisata, menjadi hal yang menggembirakan. Apalagi bersama keluarga dan orang-orang terkasih. Bagi Anda yang belum memiliki tujuan tempat wisata untuk dikunjungi, objek wisata yang satu ini patut dicoba. Embung Hutadaa.
Lokasi wisata Embung Hutadaa cukup mudah dijangkau. Letaknya sekitar 7 kilometer dari pusat Kota Gorontalo. Akses jalan menuju ke lokasi ini sangat mudah dan sudah diaspal licin. Hanya butuh sekitar 20 menit untuk sampai ke Embung Hutadaa dari Kota Gorontalo.
Dulunya Embung yang terletak di Desa Hutadaa, Kecamatan Telaga Jaya, Kabupaten Gorontalo ini digunakan sebagai tempat penampungan. Sekaligus distribusi air ke lahan pertanian masyarakat. Keberadaan Embung Hutadaa selanjutnya dioptimalkan. Selain fungsi sebagai tempat penampungan air, Embung Hutadaa juga dikelola sebagai tempat memancing (kolam pancing). Jenis ikan yang tersedia ikan nila dan ikan mas. Setiap orang yang berhasil membawa pulang ikan hasil tangkapan, akan membayar kepada pemerintah desa dengan harga Rp35 ribu per kilogram.
Seiring bergulirnya waktu, April 2020, Embung Hutadaa dikembangkan menjadi tempat wisata. Tidak hanya menyajikan tempat memancing, tersedia pula banyak tempat berpose dengan photo booth beraneka bentuk yang indah. Tak kalah menariknya, panorama senja ikut menambah indahnya suasana Embung Hutadaa.
Selain photo booth, di seputaran jalan tepi Embung Hutadaa terdapat pula gambar tiga dimensi (3D) yang bervariasi. Gambar tersebut merupakan inovasi mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Gorontalo (UNG) 2020. Berbagai gambar 3D diatur lengkap dengan posisi pengambilan gambar yang telah diatur. Pastinya foto yang dihasilkan sangat keren dan unik.
Bagi yang ingin menghabiskan waktu sepanjang di lokasi embung, tak perlu khawatir. Pemerintah desa telah menyediakan kamar khusus bagi pengunjung yang ingin beristirahat. Kamar tersebut terdapat di tiga rumah warga sekitar. Tarif satu kamar Rp50 ribu untuk istrahat pagi hingga malam. Selanjutnya untuk malam hingga pagi alias menginap sebesar Rp100 ribu per malam.
Pemerintah Desa bersama pemuda desa setempat, juga gemar melakukan pengawasan kepada seluruh pengunjung yang berdatangan. Menjelang hari libur, Kepala Desa Hutadaa, Wowiling Habibula gencar melakukan pengawasan kepada pengunjung. ia berjalan di sekitar lokasi wisata, lengkap dengan pengeras suara, agar masyarat menjaga kebersihan, keamanan hingga protocol kesehatan yang sesuai.
Pemerintah desa Hutadaa, akan terus melakukan pengembangan untuk wisata ini. Rencananya, pada malam hari, lokasi embung akan dilengkapi dengan musik serta kedai kopi untuk para pengunjung. Rencana tersebut bakal diwujukan pada 2021.
“Ke depan, kita akan tentukan tarif masuk. Untuk peraturannya hampir selesai, tinggal menunggu persetujuan dari Badan Pengawas Daerah (BPD). Mungkin, bulan September 2020, akan berlaku. Kita sarankan agar tarifnya cukup Rp2.000 untuk sekali berkunjung,” jelas Wowiling.
Embung Hutadaa, menjadi salah satu tempat yang patut dikunjungi untuk beragam aktivitas. Memancing ikan, berpose dengan berbagai model photo booth, menikmati sore dengan langit senja yang memerah bersama orang-orang terkasih. Atau bersenda gurau dan berdiskusi bersama kawan-kawan lengkap dengan kopi hangat. (***)