GOPOS.ID, GORONTALO – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Gorontalo membeberkan alasan keterlambatan pendataan korban banjir di Kota Gorontalo. Hal ini sebabkan ketidaksiapan dari aparat kelurahan dalam memberikan data.
Menurut Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Gorontalo, Endy Danial bahwa keterlambatan dalam pendataan korban banjir di Kota Gorontalo bukan disengaja. Melainkan pihak kelurahan tidak siap dalam memberikan data warga terdampak korban banjir. Sebab disaat yang sama Kelurahan itupun sedang diterjang banjir, sehingga membuat akses pemberian data terhambat.
“Kita tanya untuk data masyarakat di kelurahan ini misalnya. Dari lurah mengatakan belum siap memberikan data. Bahkan mereka bilang, kalau mau silahkan di data sendiri. Saya tidak tahu juga kenapa. Akhirnya data kita terlambat,” katanya kepada Gopos.id.
Endy juga menambahkan bahwa aparat kelurahan paling tahu kondisi kelurahannya tersebut. Berapa banyak warga disitu, dan dalam satu rumah ada berapa kepala keluarga (KK). Padahal data yang diambil oleh BPBD Kota Gorontalo itu juga dibutuhkan oleh BPBD Provinsi Gorontalo hingga Pemerintah Provinsi maupun Kota Gorontalo untuk pendistribusian bantuan kepada para korban banjir.
“Saya tegaskan bahwa ini untuk distribusi bantuan, nanti itu tim kami mulai dilayani. Coba bayangkan tim saya dengan jumlah terbatas harus mendata satu persatu. Maka akan semakin lama data yang akan kami sampaikan,” jelasnya.
“Kendala lainnya ketika meminta data di kelurahan adalah alat atau komputer yang dimiliki kelurahan terendam banjir dan rusak. Sementara datanya tersimpan disitu. Sehingga sampai kini, data korban banjir masih terus kami rampungkan,” tambah Endy.
Disisi lain, Lurah Kelurahan Bugis yang diwakili oleh Kasie Pemerintahan dan Rantib, Rahim Abdul, membantah hal tersebut.
Baca juga: Pemda Gorut Tak Pernah Dilibatkan Dengan TKA Asal China yang Bekerja di PLTU
Menurutnya yang terjadi hanyalah kesalahpahaman antara BPBD Kota dan Pemerintah desa.
“Tidak benar. Karena kita selalu memprioritaskan masyarakat. Itu hanya misskomunikasi,” ujarnya.
Dirinya menegaskan bahwa tidak ada unsur kesengajaan atas keterlambatan pemberian data kepada BPBD Kota Gorontalo, melainkan karena Pemerintah desa sedang sibuk membantu masyarakat. Sehingga terjadi renggang waktu untuk pemberian data ke BPBD.
“Apalagi bencana begini. Bukan tidak terlayani. Tapi kami tunggu waktu, karena kami membantu masyarakat. Ada renggang waktu, tapi tetap kami kasih. Yang pasti semua warga kena dampak,” tegasnya. (Aldy/gopos)