GOPOS.ID, GORONTALO – Pelaksanaan pemantauan bulan sabit (rukyatul hilal) awal Syawal 1441 H, yang dilaksanakan Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Gorontalo, tak berhasil melihat hilal, Jumat (22/5/2020).
Selain kondisi awan mendung yang tebal, posisi hilal diperkirakan belum wujud karena masih berada di bawah ufuk. Hal itu membuat hilal awal Syawal 1441 di Gorontalo tak terlihat.
Kepala Bidang Bimas Islam, Kanwil Kemenag Provinsi Gorontalo, H.Syarfurin Baderung, menjelaskan secara astronomi, hilal masih berada minus (-) 4,5 derajat di bawah ufuk. Dengan posisi tersebut, hilal di Gorontalo tak bisa terlihat.
“Secara astronomi posisi istimalnya sebentar malam. Secara astronomi seluruh Indonesia masih seperti itu,” kata Syafrudin.
Walaupun tak berhasil melihat hilal, Syafrudin menegaskan, pihaknya tidak bisa menetapkan ramadan digenapkan 30 hari. Penetapan tersebut dilakukan dalam sidang isbat yang dipimpin oleh Menteri Agama. Rencananya sidang isbat akan digelar, Jumat (22/5/2020) pukul 19.00 WIB.
“Jika 34 provinsi sudah memasukkan laporan dan memang bulan itu secara keseluruhan tidak terlihat, maka Menteri Agama akan mengambil keputusan bahwa puasa ditambah 1 hari,” terang Syafrudin.
Mengenai salat Idulfitri 1 Syawal 1441 H, Kanwil Kemenag Provinsi Gorontalo tetap mengacu pada surat edaran Menteri Agama nomor 6 tahun 2020.
“Salat Idulfitri dilaksanakan di rumah masing-masing dengan keluarga inti, tidak ada salat Idulfitri di lapangan atau mesjid,” tandas Syafrudin.(pras/gopos)