GOPOS.ID, KWANDANG – Pemerintah daerah terus menseriusi penanganan pintu masuk di daerah perbatasan terutama akses masuk melalui jalan tikus. Itu sejak sepekan ditemukan adanya modus baru yang digunakan pemudik untuk bisa tembus di wilyaha Gorontalo.
Menurut Wakil Bupati Gorut, Thariq Modanggu, penanganan akses jalur masuk di daerah perbatasan terutama jalan tikus sangat penting. Apalgi diketahui sudah ada modus baru yang digunakan para pemudik yang memaksa masuk di daerah Gorontalo.
“Artinya yang paling efektif berpartisipasi dalam penanganan perbatasa terutama jalan tikus itu adalah masyarakat dalam hal ini gugus tugas di tingkat desa. Karena itu yang kami dorong kepada pemerintah desa dan kecamatan untuk mengaktifkan seluruh kekuatan perangkat desa,” kata Thariq, Kamis (14/5/2020).
Dia menjelaskan semisal jumlah relawan yang ada di setiap desa berjumlah 20 orang ditambah aparat desa kurang lebih ada 4000 relawan yang tersebar di Gorontalo Utara diaktifkan, maka itu akan menjadi kekuatan yang efektif dalam penanganan akses jalan tikus.
“Nah, kalua ini secara efektif dimanfaatkan ini adalah kekuatan yang besar untuk menahan laju pemanfaatan ruang-ruang sempit atau disebut jalan tikus,” ujar Thariq.
Meski demikian kata Thariq, penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ini memang menjadi kewenangan pemerintah provinsi. Akan tetapi pemerintah daerah khusunya Pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara, selama ini bersama-sama menjalakan penerapan tersebut.
“Jadi yang masih agak susah ini kita membaca jalan tikus khusunya di Gorontalo Utara. Tentu kekuatan partisipasi masyarakat juga sangat penting,”tutup Thariq. (isno/gopos)