GOPOS.ID, KWANDANG – Sungguh tidak etis seorang pejabat seharusnya memberikan tauladan yang baik, di Gorontalo Utara justru terbalik. Pasalnya GD yang bertugas disalah satu Dinas di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara, memberikan contoh yang tidak baik dengan mengeluarkan kalimat “Wong Edan” pada seorang petinggi TNI di Kodim 1314 Gorontalo Utara.
Informasi yang berhasil dihimpun gopos.id, kalimat yang dilontarkan GD ini mencuat disalah satu grup WhatsApp gugus tugas. Itu berawal dari balasan komentarnya atas postingan laporan rapid test seorang petinggi TNI di grup WhatsApp gugus tugas.
Ironinya kalimat yang dia lontarkan saat itu tidak sepantasnya dikeluarkan oleh seorang pejabat.”yang tulis siap? Kok malah dibalik Bapak bertanya kepada siapa? Wong Edan. Saya pelaku Evakuasi KM Sabuk Nusantara tidak boleh bertanya,”kata dia pada isi komentar di Grup WhatsApp gugus tugas.
“Pada dasarnya saya mengakui kesalahan saya. Pertama saya tidak tahu di grup itu nama beliau. Kedua, terus terang saya ini lagi panik kemarin karena kebetulan dari Sabuk Nusantara sudah ada yang positif, yang kebetulan saya tim evakuasinya,” ujar DG, Selasa (28/4/2020) kepada sejumlah awak media di kediamnnya.
Baca Juga : Bupati Gorut Bakal Tindaki Oknum Pejabat Sebut Petinggi TNI Wong Edan
Dia mengatakan bahwa saat itu niatnya akan menghapus komentar tersebut hanya saja menurutnya sudah terlanjur. Bahkan pada malam hari dirinya sempat bertemu dengan pejabat yang ada di Kodim 1314 Gorut.
“Alhamdillah saya bersyukur Bapak Dandim 1314 Gorontalo Utara, punya hati yang sangat besar dan legowo. Makanya selesai disana saya minta maaf dengan mengirim WhatsApp. Tengah malam beliau berdoa sungguh menangis saya dengan do’anya. Saya memang melakukan keselahan yang besar,” akuinya.
Menurut dia kejadian itu menjadi pembelajaran baginya dan tidak akan mengulangi lagi perbuatan seperti itu.
Setelah ditanya bagaimana respon dari petinggi TNI atas permintaan maaf. DG mengungkapkan dia menerima pesan singkat melalui WhatsApp bahwa yang bersangkutan berada di kantor Bupati.
“Kebetulan saat itu saya agak pusing jadi saya pulang. Dan saya menelpon habis magrib saya kerumah. Saya menelpon artinya saya menanyakan dimana posisi nanti saya akan kesana. Kan tidak bagus, tidak etik kalau minta maaf melalui WhatsApp,” katanya.(isno/gopos)