GOPOS.ID, LIMBOTO – Harga beras di sejumlah pasar di Kabupaten Gorontalo mulai mengalami kenaikan. Kenaikan harga mencapai Rp Rp 1.500 sampai Rp 2.000 perliternya.
Menurut sejumlah pedagang beras bahwa kenaikan harga beras ini karena permintaan yang semakin meningkat di tengah pandemi corona dan jelang bulan suci ramadan.
Pantauan gopos.id, harga beras sebelumnya untuk per kolinya (50 Kilogram beras dalam satu karung) sekitar Rp 500 Ribu. Namun kini harga perkolinya naik hingga Rp 530 ribu – Rp 570 Ribu. Sementara untuk harga per liternya, yang semula Rp 8.000 – Rp 9.000 kini sudah Rp 9.500 – Rp 10.000.
“Harga beras sekarang ini naik bu. Awalnya harga beras per koli sekitar Rp 500 Ribu. Tapi kami sudah naikan dengan harga Rp 530ribu – Rp 570 ribu,” ucap Rois (47) salah satu pedang beras yang diwawancarai gopos.id, Selasa (14/4/2020).
Ada beberapa faktor harga beras merangkak naik. Karena permintaan yang meningkat di di tengah pandemi corona serta jelang bulan suci ramadan. Ditambah banyak petani yang mengalami gagal panen.
“Harga beras terpaksa kami naikan karena banyaknya permintaan di tengah corona dan jelang bulan ramadan. Apalagi ditambah banyak petani mengalami gagal panen. Sehingga kami kesulitan untuk menerapkan harga beras seperti sebelumnya. Stok beras yang masuk ke kami juga tidak sebanding dengan sebelumnya,” kata
Sedangkan pedang lainnya, Roni (45) memprediksi harga seperti ini bisa lebih naik lagi jika stok beras digilingan menepis atau kosong.
Apalagi akses untuk pengiriman beras dari luar Gorontalo oleh daerah tetangga seperti Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah sangatlah sulit.
“Sekarang ini sulit untuk mendatangkan beras dari Sulut atau Sulteng. Akses jalan banyak ditutup. Kalaupun ada tentu harganya sangat mahal. Sehingga kita hanya bergantung pada stok yang ada di gilingan-gilingan Gorontalo,”bebernya. (Widya/gopos)