GOPOS.ID, GORONTALO – Pameran karya seni rupa Nasional Huntu Art Distrik dilangsungkan di Provinsi Gorontalo, tepatnya di Kabupaten Bone Bolango, Kecamatan Bolango Selatan, gilingan Padi Huntu Selatan, Rabu (11/12/19).
Pameran seni rupa yang akan berlangsung sampai 28 Desember 2019 itu, menampilkan ratusan karya mahasiswa dan para seniman Perupa, merupakan Program Maaledungga, juga program jurusan seni rupa dan desain, Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo (UNG) dihiasi oleh Edu Art yang berarti edukasi dan seni, juga mural kompetisi, dan pameran akhir semester dari mahasiswa seni rupa dan desain UNG.
Kegiatan ini adalah program tahunan yang di gagas bersama masyarakat Huntu Selatan dan melibatkan para seniman se Provinsi Gorontalo. Khususnya perupa yang tergabung dalam Tupalo Gorontalo.
Baca juga: UNG Kerja Sama Jerman Buka Prodi Internasional
Kurator Pameran Seni Rupa, Wayan Seriyoga Parta, bahwa dalam melangsungkan kegiatan ini, mereka mendapatkan dukungan penuh dari masyarakat setempat. Dirinya bersama para mahasiswa dan seniman, mengubah gilingan padi, menjadi tempat yang layak untuk memamerkan karya seni rupa, yang juga menampilkan budaya Gorontalo.
“Kami menyulap gilingan padi dan penyimpanan baras ini, untuk menjadi lokasi pameran. Sejak tahun lalu kami sudah terlibat dalam program ini, dan melibatkan mahasiswa. Ini kita lakukan bersama melakukan kegiatan budaya bersama masyarakat. Kami ucapkan banyak terima kasih kepada pemilik gilingan yang telah memberikan kesempatan, utuk kami menghadirkan karya-karya nasional kami,” ungkapnya.
“Ini akan jadi program setiap tahun, yang punya tema Mopotoheto. Yaitu memperkuat dan melestarikan budaya yang merupakan hasil karya dari mahasiswa,” tambahnya.
Kegiatan ini menghadirkan Kurator asal Magelang, dan juga pemilik dari musium Oei Hong Djien yang sekaligus membuka acara pameran tersebut. Dirinya mengatakan bahwa sudah waktunya seni rupa di Gorontalo harus terus digerakan. Dirinha mendapat kesan bahwa Gorontalo bukan hanya subur tananya untuk padi, tapi juga untuk seni rupa. Sehingga dirinya berharap agar bukan hanya panen raya padi, tapi juga akan ada panen raya seni rupa di Gorontalo.
“Saya ini 16 januari diminta jadi pembicara di Singapura Art tentang perkembangan seni rupa kontemporer di Indonesia. Saya akan bercerita tentang Gorontalo, karena seni rupa Indonesia kontemporer memang sudah terkenal, tapi hanya di pusat saja, yaitu bagian jawa sana. Jadi, kita harus terus menggerakan seni rupa juga di daerah seperti ini,” ujaranya saat membuka acara.
Selain itu, turut hadir juga Rektor UNG, Edward Wolok yang juga membuka rangkaian acara pameran seni rupa. Dirinya menyampaikan terima kasih dan apresiasi atas pameran seni rupa yang berhasil diselenggarakan dengan baik, meskipun kali ini dilokasi Gilingan padi. Selanjutnya dirinya berharap agar pameran seni rupa kedepan, bisa dilangsungkan di Taman Rektorat UNG.
“Terima kasih pada masyarakat yang sudah begitu ramah menerima kami dalam penyelenggaran pameran seni rupa ini. Jika teman-teman seniman Tupalo mengizinkan saya akan adakan di lapangan Rektorat UNG,”ujarnya.
Di akhir pembukaan, Rektor UNG, Edward Wolok dan Seniman Asal Magelang, Oei Hong Djien, diminta untuk malakukan penandatanganan prasasti pameran seni rupa Maaledungga dan Mural Edu Art, Huntu Art Distrik. (aldy/gopos)