GOPOS.ID, KOTA GORONTALO – Sebanyak 43 warga Kelurahan Talumolo, Kecamatan Dumbo Raya, Kota Gorontalo, diduga mengalami keracunan makanan setelah menghadiri acara tahlilan 40 hari. Gejala mulai dirasakan usai menyantap hidangan ayam swir yang disajikan dalam acara tersebut.
Puluhan warga harus mendapat perawatan medis. Tercatat, 19 orang dilarikan ke RSUD Aloei Saboe, 5 orang ke RS Multazam, 2 orang ke RS Siti Khadijah, dan 3 lainnya ke Klinik Kesdim. Sementara itu, 14 warga lainnya memilih menjalani perawatan secara mandiri di rumah.
“Saya mulai muntah dan mencret setengah jam setelah pulang dari tahlilan. Saya hanya makan ayam swir,” ungkap Sriwahyuni, salah satu pasien yang sedang dirawat.
Hal serupa juga dialami oleh Herlina. Ia mengaku mengalami mual sesaat setelah menyantap hidangan yang sama.
“Iya, saya juga makan ayam swir. Langsung mual,” ujarnya singkat.
Di ruang perawatan lainnya, pasien bernama Sumriah mengaku mengalami gejala lebih berat.
“Saya langsung anfal, muntah-muntah, dan sempat kejang-kejang. Ayam swirnya waktu itu terasa agak asam,” tutur Sumriah.
Sementara itu, dr. Alexander Weliangan, Spesialis Penyakit Dalam di RS Multazam, membenarkan adanya beberapa pasien yang masuk dengan keluhan serupa.
“Mereka datang dengan gejala muntaber, dan dari hasil pemeriksaan awal, sel darah putih cukup tinggi. Ini mengindikasikan adanya infeksi, namun penyebab pastinya masih menunggu hasil laboratorium,” jelas dr. Alexander.
Ia menambahkan bahwa kondisi pasien mulai membaik dan akan dipantau selama 1–2 hari ke depan.
“Besok kita cek lagi darah putihnya. Kalau sudah turun, pasien bisa dipulangkan,” katanya.
Di sisi lain, Kapolsek Kota Timur, IPTU Juneidy Arter Andasia, turut membenarkan adanya laporan kejadian tersebut.
Ia mengatakan bahwa pihak kepolisian langsung bergerak cepat melakukan pengecekan dan mendata korban di sejumlah rumah sakit.
“Sampai pukul 12.00 WITA, kami mencatat ada 43 warga yang mengalami gejala serupa dan menjalani penanganan medis,” ujarnya.
Polsek Kota Timur telah berkoordinasi dengan pihak kecamatan, puskesmas, dan Dinas Kesehatan untuk mengusut lebih lanjut penyebab kejadian.
“Tim kesehatan juga sudah mengambil sampel makanan untuk diuji di laboratorium. Saat ini, kita masih menunggu hasilnya,” pungkas IPTU Juneidy.(isno/gopos)