GOPOS.ID, GORONTALO – Fakultas Sastra dan Budaya (FSB) Universitas Negeri Gorontalo (UNG) terus memperkuat pelaksanaan Program Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K) melalui monitoring dan evaluasi (MONEV) rutin tiap semester. Wakil Dekan III FSB, Dr. Herson Kadir, S.Pd., M.Pd., menegaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya kewajiban administratif, tetapi menjadi langkah strategis untuk mengarahkan mahasiswa menuju kelulusan tepat waktu.
“Monitoring dan evaluasi ini dilaksanakan setiap semester oleh tim pengelola KIP-K dari UNG. Tujuannya tentu untuk memastikan program ini berjalan optimal dan mahasiswa tetap berada di jalur akademik yang benar,” ujar Dr. Herson dalam wawancara.
Evaluasi terbaru yang dipimpin oleh Pak Taufik Ismail bersama tim, kata Herson, secara khusus menyoroti mahasiswa angkatan 2021 agar segera menyelesaikan studi. Hal ini penting agar mereka tidak terbebani oleh kebijakan pembayaran UKT tertinggi yang diberlakukan di tingkat Fakultas setelah batas waktu studi normal.
“Kami di tingkat Fakultas berharap mahasiswa KIP-K bisa lulus tepat waktu, maksimal dalam empat tahun atau sudah selesai pada semester delapan,” tegasnya.
Untuk mendukung percepatan studi, Fakultas telah menerapkan sejumlah strategi. Beberapa mata kuliah yang bisa digantikan dengan kegiatan berbasis Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Mahasiswa juga didorong agar pada semester enam atau tujuh sudah bisa melaksanakan ujian proposal, ujian hasil, hingga ujian komprehensif.
Namun, fokus FSB tidak hanya pada aspek akademik. Mahasiswa KIP-K angkatan 2022, 2023, dan 2024 juga didorong untuk aktif dalam kegiatan non-akademik sebagai bagian dari pengembangan karakter dan daya saing.
“Mahasiswa KIP-K harus ikut aktif dalam kegiatan kemahasiswaan. Minimal ada enam kegiatan dalam setahun, bisa berupa lomba, seminar, penyusunan proposal PKM, atau aktif di kegiatan organisasi kemahasiswaan,” jelas Dr. Herson.
Empat kategori kegiatan yang disarankan antara lain: mengikuti lomba di berbagai tingkatan, menyusun proposal seperti PKM dan P2MW, terlibat dalam seminar baik sebagai peserta maupun pembicara bersama dosen, serta aktif di kegiatan organisasi mahasiswa (Ormawa). Aktivitas ini nantinya akan dilaporkan melalui Google Form dan tercatat dalam buku kontrol kemahasiswaan.
“Semua ini bagian dari tanggung jawab kita untuk membina mahasiswa agar tidak hanya lulus, tapi juga punya prestasi dan pengalaman yang kuat,” pungkas Dr. Herson.
(Maryam/Gopos/Mg)