GOPOS.ID, GORONTALO – Eksistensi Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia (ADRI) di Provinsi Gorontalo menjadi sorotan dalam talkshow “Dialog Aspirasi” yang disiarkan secara langsung oleh Radio Suara Rakyat Hulonthalo, frekuensi 99.9 MHz, Rabu (14/5/2025).
Mengusung tema “Eksistensi ADRI: Antara Tantangan dan Peluang untuk Gorontalo Maju dan Sejahtera”, talkshow ini menghadirkan dua narasumber utama, yakni Rektor Universitas Bina Taruna (UNBITA) Gorontalo yang juga selaku Ketua DPD ADRI Provinsi Gorontalo, Ellys Rachman, serta akademisi dan Kepala BNN Kabupaten Boalemo, Ibrahim Paneo.
Kegiatan ini menjadi wadah penting untuk membedah peran strategis ADRI dalam pembangunan daerah Gorontalo melalui pendekatan akademik dan kolaboratif lintas sektor.
Berbagai isu krusial diangkat, mulai dari kontribusi riset ilmiah, relevansi kajian akademik dalam kebijakan publik, hingga pentingnya sinergi antara kampus dan institusi pemerintah dalam menjawab tantangan sosial.
Dalam talkshow tersebut, Ellys Rachman memaparkan bahwa ADRI hadir sebagai wadah ilmiah yang bukan hanya fokus pada pengembangan pengetahuan, tetapi juga pada peran aktif dalam proses pembangunan berbasis data.
“ADRI bukan sekadar organisasi profesi dosen, tetapi merupakan rumah besar kolaborasi keilmuan untuk menjawab tantangan daerah dengan pendekatan akademik yang terukur,” ungkap Ellys.
Lebih lanjut, Ellys menekankan eksistensi ADRI di Gorontalo harus terus diperkuat karena memiliki potensi besar dalam menghasilkan rekomendasi strategis kepada pemerintah daerah.
“Kami mendorong agar hasil-hasil penelitian dan kajian ilmiah dosen-dosen di lingkungan ADRI bisa dimanfaatkan sebagai referensi kebijakan publik. Ini adalah peluang besar untuk mendorong kemajuan dan kesejahteraan Gorontalo secara inklusif,” ujar Ellys.
Sementara itu, Ibrahim Paneo melihat ADRI sebagai entitas penting dalam membangun kesadaran kolektif terhadap isu-isu sosial seperti penyalahgunaan narkoba dan degradasi moral generasi muda.
“Akademisi tidak boleh terkungkung di dalam kampus. Peran ADRI sangat vital dalam menerjemahkan hasil kajian menjadi aksi nyata yang menyentuh masyarakat,” terang Ibrahim.
Selaku Kepala BNN Kabupaten Boalemo, Ibrahim juga mengajak para akademisi untuk bersama-sama menghadirkan pendekatan humanis dan edukatif dalam pencegahan narkotika dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.
“Peluang ADRI sangat besar untuk membangun narasi baru tentang pembangunan daerah yang tidak semata-mata fisik, tetapi juga menyentuh aspek mental dan sosial. Tantangannya adalah memperluas jangkauan gerakan ini ke seluruh pelosok daerah,” tuturnya.
Talkshow ini pun membuka ruang interaktif bagi pendengar yang menyampaikan pertanyaan dan aspirasi terkait bagaimana peran lembaga akademik bisa lebih konkret dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Menanggapi hal tersebut, kedua narasumber sepakat bahwa perlu ada sinergi yang kuat antara perguruan tinggi, pemerintah daerah, dunia usaha, serta media dalam menciptakan perubahan.
Sebagai penutup, Dr. Ellys Rachman menegaskan komitmen ADRI Gorontalo untuk tidak hanya menjadi organisasi seremonial, tetapi sebuah gerakan pemikiran dan aksi kolektif berbasis ilmu pengetahuan.
“Kami berkomitmen menjadikan ADRI sebagai pusat keunggulan ilmiah daerah. Kami percaya bahwa masa depan Gorontalo ada pada semangat kolaborasi yang dikawal dengan integritas akademik,” pungkasnya.(rls)