GOPOS.ID, MARISA – Penyebaran penyakit malaria di Kabupaten Pohuwato semakin mengkhawatirkan dan telah berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB).
Situasi ini mendorong pemerintah daerah dan penambang untuk mengambil langkah ekstra dalam menekan angka penyebaran penyakit tersebut.
Berbagai upaya dilakukan mulai dari sosialisasi kepada masyarakat, hingga rapat teknis penetapan sistem komando darurat bencana non-alam KLB malaria yang dipimpin langsung oleh Bupati Pohuwato, Saipul A Mbuinga, berlangsung di Aula Dinas Pekerjaan Umum (PU), Selasa (4/3/2025).
Bupati Pohuwato, Saipul Mbuinga, menekankan pentingnya koordinasi cepat dan strategis untuk mengatasi penyebaran malaria yang semakin meluas.
“Kita harus segera mengambil langkah strategis agar wabah ini tidak semakin meluas, pemerintah daerah bersama seluruh pihak terkait harus bersinergi dalam upaya pencegahan dan penanggulangan,” tegas Saipul.
Ia juga mengakui malaria mulai muncul di Pohuwato sejak 2024, sehingga saat ini telah menyebar ke seluruh kecamatan. Oleh karena itu, sistem komando darurat yang sedang dibentuk diharapkan mampu menekan penyebaran penyakit ini secara efektif.
“Kita akan terus berusaha agar malaria di Pohuwato bisa ditekan segera hilang. Apalagi kubangan-kubangan bekas galian menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Anopheles, yang merupakan vektor utama penyebaran malaria,” ungkap Saipul
Kepala Dinas Kesehatan Pohuwato, Fidi Mustafa, dalam paparannya menyebutkan peningkatan kasus malaria sudah sangat mengkhawatirkan. Oleh sebab itu, diperlukan koordinasi lebih intensif antara pemerintah daerah, aparat keamanan, tenaga medis, dan masyarakat untuk menangani wabah ini.
“Dengan adanya sistem komando darurat dan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan penanggulangan KLB malaria di Kabupaten Pohuwato dapat lebih cepat dan efektif. Sehingga angka penderita dapat ditekan dan penyebaran wabah ini dapat dicegah secara optimal,” papar Fidi.
Melihat dampak yang ditimbulkan oleh malaria, para penambang rakyat di Pohuwato berinisiatif membantu pemerintah dalam upaya pemberantasan nyamuk. Mereka telah menyiapkan sekitar 100 botol larvasida yang akan digunakan untuk membasmi jentik nyamuk di daerah terdampak.
“Kami melalui karang taruna dan pemerintah desa sudah menyediakan sekitar 100 botol larvasida (Mosnon TB dan Abate). Penaburan akan dilakukan dalam satu atau dua hari ini, dengan pendampingan dari Dinas Kesehatan,” ungkapnya
Selain itu, mereka juga berencana melakukan penimbunan kubangan bekas tambang yang diduga menjadi salah satu faktor utama penyebaran malaria di wilayah tersebut.
“Insya Allah, beberapa wilayah akan mulai ditimbun saat bulan puasa ini. Kami ingin menepis stigma masyarakat, tambang adalah penyebab utama penyebaran malaria,” tandanya.(Yusuf/Gopos)