GOPOS.ID KOTA GORONTALO – Pasar Sentral Kota Gorontalo kini tampil dengan wajah baru. Penataan yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Gorontalo membuat pasar tradisional terbesar di Gorontalo itu tampil lebih modern. Namun tampilan yang makin elegan tersebut tak selaras dengan nasib yang dialami para pedagangnya.
Abdul Said Karim, perwakilan pedagang Pasar Sentral Kota Gorontalo menceritakan kondisi yang mereka alami saat ini. Pasca selesai direvitalisasi dan diresmikan pada 2023, pengunjung yang datang ke Pasar Sentral tak seramai dulu. Ironinya seiring bergulirnya waktu pengunjung atau masyarakat yang datang berbelanja ke Pasar Sentral Koa Gorontalo makin berkurang.
”Sudah setahun ini pasar makin sepi,” ujar Abdul Said Karim pada rapat kerja Komisi II DPRD Kota Gorontalo bersama OPD terkait yang membahas persoalan pasar sentral di Aula 3 Dekot Gorontalo, Senin (20/1/2025).
Setali tiga uang, jumlah pengungjung yang menurun membuat para pedagang yang bertahan ikut berkurang. Situasi itu membuat kondisi Pasar Sentral semakin sepi. Banyak kios atau lapak yang kosong karena tak ditempati oleh pedagang.
“Saya sangat bersyukur diundang dalam rapat ini, hanya di sini tempat kami mengadu. Pasar sentral sudah satu tahun terakhir ini sangat sepi tak seramai dahulu kala,” tutur Abdul saat menyampaikan keluh kesahnya dalam Rapat Kerja Komisi II tersebut.
Abdul juga mengeluhkan soal biaya retribusi yang terlalu tinggi. Biaya retribusi yang dahulunya Rp84 ribu per bulan, kini mencapai Rp700 ribu hingga Rp1 juta per bulan.
“Kami tidak mampu untuk membayar retribusi,” ujar Abdul.
Soal fasilitas penunjang yang tersedia, Abdul menyoroti ketersediaan air bersih untuk kamar mandi dan WC. Menurutnya, air hanya akan tersedia pada pagi hari setelah itu air habis. Hal ini mengakibatkan munculnya bau tak sedap dari kamar mandi sebab, para pengguna membuang air kecil namun tidak menyiramnya karena minimnya air untuk membersihkan wc tersebut.
”Kadang kami hanya lari ke wc masjid yang berada di sekitar,” Jelasnya.
Terpisah, Plt Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Haryono menyampaikan bahwa sepinya pasar sentral saat in disebabkan oleh beberapa hal mulai dari banyaknya pasar liar di pinggir jalan, tempat pelelangan ikan (TPI) yang sudah beralih fungsi menjadi pasar harian dan lainnya.
“Pasar di pinggir jalan yang saat ini ramai di Kota Gorontalo itu merupakan pedagang eks pasar sentral, tak hanya itu TPI yang beralih fungsi menjadi pasar harian menjadi salah satu faktor sepinya pasar sentral,” ucap Haryono saat rapat berlangsung.
Haryono bersama dengan Komisi II DPRD Kota Gorontalo berkomitmen untuk mencari solusi agar pasar yang dibangun menggunakan Dana PEN itu kembali ramai seperti sedia kala. (Rama/Gopos)