GOPOS.ID GORONTALO – Penutupan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tingkat Provinsi Gorontalo berlangsung meriah di Hotel Fox, Kota Gorontalo, pada Kamis (14/11/2024). Festival yang diselenggarakan oleh Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo ini diikuti oleh 168 siswa SD dan SMP se-Provinsi Gorontalo. Setelah melalui rangkaian lomba selama tiga hari, Kabupaten Boalemo dinyatakan sebagai juara umum FTBI tahun 2024.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Gorontalo, Rusli Nusi, menyampaikan apresiasinya kepada Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo atas terselenggaranya acara ini. Menurutnya, FTBI bukan hanya sekadar kompetisi, tetapi juga wadah penting untuk menumbuhkan kecintaan generasi muda terhadap bahasa daerah.
“Festival ini bukan hanya ajang perlombaan saja, tetapi juga sarana yang sangat bermakna bagi kita untuk menumbuhkan kecintaan generasi muda terhadap bahasa daerah, khususnya bahasa Gorontalo,” ujar Rusli Nusi. Ia juga menambahkan bahwa peserta yang tampil sebagai juara akan diundang ke Jakarta untuk mengikuti acara serupa sebagai bentuk apresiasi, meski bukan untuk dilombakan.
Dengan banyaknya peserta dari seluruh daerah di Provinsi Gorontalo, Rusli menyatakan bahwa FTBI ini menunjukkan antusiasme besar anak-anak dalam mengenal dan mempelajari bahasa ibu mereka. “Acara ini menunjukkan betapa besarnya antusiasme anak-anak kita untuk mengenal dan mempelajari bahasa ibu mereka. Mereka tidak hanya berkompetisi, tetapi juga memperdalam pemahaman tentang warisan budaya melalui bahasa,” tambahnya.
Ia juga berharap kegiatan ini bisa menjadi kesempatan bagi para peserta untuk memperkaya wawasan tentang bahasa ibu sebagai dasar yang kuat dalam menghadapi dunia modern. “Melalui festival ini pula, mereka tidak hanya belajar tentang bahasa, tetapi juga belajar untuk mencintai, menghargai, dan melestarikan kebudayaan kita. Jadikanlah kegiatan ini sebagai wadah untuk memperkaya wawasan tentang bahasa ibu,” tutupnya.
FTBI Provinsi Gorontalo yang berlangsung dari 13 hingga 15 November 2024 ini telah berakhir dengan penuh makna, meninggalkan harapan besar agar generasi muda semakin mencintai dan menghargai bahasa daerah sebagai bagian dari identitas budaya. (Nandar/Gopos)