GOPOS.ID, GORONTALO – Pelayanan Rumah Sakit Dunda Limboto mendapat sorotan dari anggota DPRD Kabupaten Gorontalo, Zulkifly Nangili.
Zulkifly menilai pelayanan rumah sakit tertua di Kabupaten Gorontalo itu sama sekali tidak sebanding dengan tingkat akreditasi yang telah di raih oleh rumah sakit itu. Rumah sakit dengan tipe B, harusnya pelayanannya bisa lebih baik dari yang saat ini.
“Rumah sakit ini bukan bengkel, yang mereka layani adalah manusia sehingga pelayannya harusnya manusiawi,” kata Zulkifly saat ditemui usai rapat badan anggaran DPRD Kabupaten Gorontalo.
Menurutnya, pelayanan antrian yang sangat lama di loket BPJS tidak manusiawi. Pasien yang datang adalah orang sakit, sehingga tidak sepantasnya dibuat menunggu lama di loket selama berjam-jam.
“Kalau pelayanannya begitu, yang sakit akan tambah sakit. Manajemen rumah sakit harus memikirkan bagaimana pelayanan harus lebih cepat dan efisien,” ungkapnya.
Selain menyoroti antrian yang lama, anggota Komisi 3 DPRD Kabupaten Gorontalo itu turut menyoroti sistem yang ribet dan sering terjadinya kekosongan obat-obatan yang ada di rumah sakit.
Kekosongan obat, lanjutnya, sangat merepotkan pasien. Pasalnya, setelah antri berjam-jam pasien masih harus diminta untuk menebus obat apotek di luar rumah sakit.
“Rumah sakit Dunda harus banyak belajar dari RS Ainun bahkan kalau perlu menduplikasi pelayanan yang ada di RS Ainun,” ungkapnya.
Tidak berhenti di situ, Zulkfly juga menaruh perhatian pada keluarga pasien yang kadang hanya tidur di selasar rumah sakit yang kotor. Hal ini menurutnya berpotensi penularan penyakit bagi keluarga pasien.
“Setelah ini, saya akan mengawal perbaikan dan pembaharuan sistem layanan yang sudah saya perjuangkan dan disetujui oleh Direktur RS Dunda. Saya akan tagih janji Direktur yang menyebutkan bahwa hal itu akan running di bulan depan,” pungkasnya.
Saat dikonfirmasi, Kasubag Humas RS Dunda, Ariyanto Banteng menyebutkan pelayanan yang ada di RS Dunda sudah sesuai standar pelayanan. Khusus untuk stok obat-obatan, kata Anto, pihaknya mengakui bahwa kekurangan ketersediaan obat memang kerap menjadi masalah di rumah sakit. Hal itu disebabkan oleh hutang dan kondisi keuangan rumah sakit yang sedang tidak baik-baik saja.
Lebih jauh, Ariyanto juga menanggapi perihal tumpukan antrian yang kerap terjadi di loket BPJS. Ariyanto mengatakan, saat ini pihak rumah sakit tengah berusaha semaksimal mungkin agar pelayanan bisa lebih efisien.
“Itu keinginan kita semua, tolong didoakan,” pungkasnya. (Abin/Gopos)
Trg p gaji olo kse manusiawi kmri pak😭🙏