GOPOS.ID, MARISA – Pihak rumah sakit akhirnya buka suara terkait persoalan bayi tertukar lima hari lamanya setelah dilahirkan di Pohuwato.
Direktur Rumah Sakit Bumi Panua (RSBP) Pohuwato Yeni Ahmad mengatakan, pihaknya langsung bergerak cepat begitu mendapatkan kabar itu.
“Jadi waktu kemudian kasus ini sampai ke rumah sakit, rumah sakit tidak tinggal diam, kami langsung ambil inisiatif memanggil bersangkutan memeriksa dokumen semuanya,” ujar Yeni, Kamis (12/9/2024) malam.
Setelah diperiksa, pihak rumah sakit sehari setelah mendapat informasi langsung mengadakan rapat manajemen semuanya. Kemudian memanggil bersangkutan melakukan langkah awal, mempertemukan kedua belah pihak orang tua bayi.
“Kami pihak rumah sakit merasa tidak ada bayi yang tertukar, kita sudah sesuai dengan prosedur atau SOP. Kami harus klarifikasi baik itu dari pihak keluarga pasien, dokter dan para medis yang menangani pasien ini,” ungkap Yeni.
Setelah dilakukan mediasi, Rabu (11/9/2024), Yeni menjelaskan kedua belah pihak bersepakat untuk menukarkan bayi sesuai firasat Renata Usman di hadapan keluarga masing-masing pihak.
“Kami bertemu keluarga di hari Selasa, di hari Rabu kemarin secara psikologis tertukar. Kami pun sebenarnya tidak mengetahui dan tidak berfikir bayi itu tertukar, tapi secara psikologis ibunya bilang tertukar akhirnya dua belah pihak sudah menyelesaikan masalah ini kemarin,” tutur Yeni.
Sementara itu, dr Dian Ikagustina Tambunan menjelaskan kronologi bayi itu lahir Kamis, (5/9/2024) setelah itu dilakukan proses perkenalan kepada orangtua bayi dan orangtuanya menerima. Setelah itu bayi didorong ke ruang bayi, kemudian diadzankan oleh orangtuanya.
“Setelah itu saya menjalankan observasi terhadap bayi sekitar 15 jam, saya rawat di dalam box yang berbeda. Pagi sekitar pukul 06:30 wita, bayi dari yang bersangkutan saya rawat gabung atau saya berikan kepada ibunya, dan surat serah terima itu di tandatangani oleh keluarga,” jelas dr Dian.
Setelah itu dia di rawat, Dian mengaku keluarganya selama tiga hari di rumah sakit dan pulang Sabtu (07/09/2024). Sehingga mereka merasa tidak ada masalah dalam hal tertukarnya bayi tersebut.
“Kami menerima komplain dari perasaan seorang ibu, merasa ini bukan anaknya, Senin (09/09/2024) malam. Sebelum proses penyelidikan kami tidak bisa bilang, kami tidak bisa menolak hati dan feeling seorang ibu,” tutur Dian.
Menurut Dian, menjadi protap pihak rumah sakit dengan melihat lingkar kepala, lingkar dada, jenis kelamin, berat badan, panjang badan bayi sehingga tidak ada terjadi pertukaran bayi dalam rumah sakit.
“Sebenarnya membuktikan ini tertukar atau tidak, kita harus panggil pihak kepolisan. Kami pihak rumah sakit merasa bayi ini tidak tertukar, Kalau pun pihak keluarga merasa ini tertukar, maaf kami pun tidak bisa melakukan penyelidikan. Saya hanya memiliki kompetensi sebagai dokter,” tutup Dian.(Yusuf/Gopos)